Aisyah binti Abu Bakar: Mercusuar Ilmu Pengetahuan

TintaSiyasi.com -- Wanita satu ini adalah sosok yang sungguh luar biasa. Selain parasnya cantik, beliau juga cerdas, kritis dan kuat hafalannya. Bahkan wanita yang lahir sekitar 613/614 M menguasai ilmu pengobatan dan keilmuan seperti Al-Qur’an, hadits, fiqh, syair, cerita-cerita Arab. Jika seluruh ilmu para wanita di dunia dikumpulkan, maka ilmunya yang paling utama. Siapakah beliau? Beliau adalah Aisyah binti Abu Bakar ra, istri Rasulullah SAW.

Aisyah adalah istri kesayangan Rasulullah SAW yang kerap menjadi sumber otoritatif terkait hadits dan pengetahuan fikih dalam Islam. Bahkan, Ibnu Sa'ad dalam kitab Thabaqat menghitung sekitar 700 perawi wanita Muslimah yang pernah ada, ia berada di rangking pertama. 

Walaupun terbilang masih muda, kepada Aisyahlah para sahabat bertanya terkait masalah hadits. Sampai-sampai sahabat Rasulullah, Abu Musa Al-Asy’ari  berkata: “Setiap kali ia dan para sahabat lain mendapati kesulitan dalam memahami hadits, mereka akan menemui Aisyah, dan Aisyah selalu paham akan hadits yang dimaksud.”

Secara keseluruhan, di antara seratus tiga puluh orang penghafal hadits, beliau menempati posisi keempat sebagai perawi hadits terbanyak, setelah Abu Hurairah (5374 hadits), Ibnu Umar (2630 hadits), dan Anas bin Malik (2286 hadits). Sehingga Aisyah pun mendapat gelar Al-Mukatsirin (orang yang paling banyak meriwayatkan hadist).

Tak hanya itu, beliau juga dikenal sebagai pembawa bendera dalam bidang ilmu pengetahuan keilmuan. Aisyah merupakan mercusuar ilmu pengetahuan. Bahkan sahabat Rasulullah SAW, Urwah bin Zubair berkata: “Aku tidak pernah melihat perempuan yang lebih cerdas dalam bidang kedokteran, fiqih, dan syair selain Sayyidah Aisyah ra.”

Bahkan, ahli tafsir Al-Qur’an terkemuka, Ibnu Katsir, menggambarkan sosok Aisyah sebagai perempuan luar biasa. Menurutnya, pada saat itu tidak ada wanita sehebat Aisyah dalam masalah ingatan, pengetahuan, kefasihan berbicara, dan kecerdasan. Aisyah melampaui semua perempuan dalam pengetahuan dan kebijaksanaan, beliau ahli memahami fiqih (hukum Islam), menghafal puisi, dan semua ilmu syariah (hukum Islam).

Ternyata, hadits yang diriwayatkan Aisyah pun termasuk banyak, sekitar 2.210 hadits dan 174 di antaranya berderajat mutafaqun ‘alaihi. Dalam haditsnya banyak mengisahkan kehidupan Nabi Muhammad SAW, rumah tangga, dan peran nabi Muhammad SAW sebagai seorang suami/kepala keluarga secara terang-terangan. Bahkan, Aisyah juga meriwayatkan hadits Abu Bakar, Umar bin Khathab, Fatimah az-Zahra, Sa’ad bin Abi Waqash, Hamzah bin Amr Al-Aslami, Judzamah binti Wahab. 

Keluasan dan kefakihan ilmu yang dimiliki Aisyah, salah satu faktornya karena kebersamaan yang cukup lama dengan suami tercinta yakni Rasulullah SAW. Sebagaimana yang disebutkan Muhammad Ibrahim Salim dalam buku Perempuan-perempuan Mulia di Sekitar Rasulullah, Aisyah ra dinikahi Rasulullah sejak berusia sembilan tahun, atau sepeninggal Khadijah binti Khuwailid ra. Selama 10 tahun Aisyah mendampingi Rasulullah dalam mendakwahkan Islam, dan selama itu pula dia banyak menyerap keluasan ilmu Rasulullah SAW.

Bahkan, Rasulullah memilih Aisyah sebagai pendamping, karena itu wahyu dari Allah SWT melalui mimpi beliau yang diceritakan kembali kepada Aisyah. Rasulullah pun bersabda: “Aku melihatmu dalam mimpiku selama tiga malam, ketika itu datang bersamamu malaikat yang berkata, ‘Ini adalah istrimu’. Kemudian aku singkap tirai yang menyembunyikan wajahmu, lalu aku berkata sesungguhnya hal itu telah ditetapkan di sisi Allah.”

Aisyah pun dijuluki Ummul Mukminin (ibunya orang-orang beriman) karena bentuk penghormatan sebagai salah satu istrinya Rasulullah SAW. Ia juga disebut shiddiqa (perempuan yang jujur atau selaras antara yang dikatakan dan dikerjakan).

Itulah sepenggal kisah Ummul Mukminin, Aisyah ra yang menjadi mercusuar ilmu pengetahuan dan berpengaruh dalam Islam karena kecerdasan serta banyak meriwayatkan hadits. Ia pun menghabiskan waktunya untuk berfatwa dan berdakwah sampai wafatnya pada 17 Ramadhan 58 H/16 Juli 678 M, saat usianya sekitar 64 tahun (kalender Masehi). 

Wanita mulia ini dimakamkan di Baqi' dan jenazahnya dishalatkan lebih dari sekali. Sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits Abu Hurairah dan Gubernur Madinah Marwan bin Hakam termasuk yang menjadi imam shalatnya. 

Ada lima orang yang turun ke liang lahatnya yakni: Abdullah dan Urwah (keduanya anak Zubair), Qasim dan Abdullah (keduanya anak Muhammad bin Abu Bakar ash-Shiddiq), dan Abdullah bin Abdurrahman bin Abu Bakar ash-Shiddiq.[]
Referensi dari berbagai sumber

Oleh: Siti Aisyah S.Sos,
Koordinator Kepenulisan Komunitas Muslimah Menulis Depok

Posting Komentar

0 Komentar