UIY: Puncak Kebaikan Adalah Keimanan

TintaSiyasi.com -- Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto (UIY) menyebut puncak dari kebaikan adalah akidah (keimanan).

"Puncak dari al-ma'ruf itu adalah akidah (keimanan) kita kepada Allah SWT. Puncak dari al-ma'ruf berikut seluruh perkara yang masuk di dalam pengertian akidah Islam," bebernya dalam acara Kajian Inspirasi Dakwah: Urgensi Keimanan Dalam Dakwah Dan Prioritas Kewajiban, di YouTube Ngaji Shubuh, Rabu (28/12/2022). 

Ia juga menegaskan bahwa puncak kebaikan setelah keimanan manusia kepada Allah adalah ketakwaan yang terwujud ketaatan kepada Allah dan RasulNya.

"Ketakwaan yang sempurna adalah buah dari kesempurnaan iman, ini merupakan perkara yang harus ada," bebernya.

Ia mengibaratkan dengan tanaman, tanaman yang bagus itu dia tidak hanya sekedar tumbuh, tetapi harus memberikan buah supaya dia bermanfaat. Jadi ketakwaan itu adalah buah dari sempurnanya keimanan dan sekaligus konsekuensi dari keimanan. "Artinya, tidak mungkin ada orang yang beriman kecuali tampak dari takwanya," tegasnya.

Kemudian ia menjelaskan, terikatnya individu kepada syariah secara kokoh merupakan cerminan langsung dari kukuhnya keimanan yang dimilikinya. Makin kuat keimanan seseorang, makin kokoh dia terikat kepada syariat. "Makin rapuh keimanannya kepada Allah, makin rapuh juga keterikatannya pada syariat," bebernya.

Karena itu, UIY menegaskan, jika kita ingin memperkuat keterikatan manusia kepada syariat, maka yang pertama harus dilakukan adalah perkuat keimanan kepada Allah SWT.

Interaksi Manusia

"Manusia itu bukanlah benda mati, dia itu makhluk hidup yang di dalamnya itu terhubung dengan berbagai pikiran, interaksi sosial yang menghasilkan suasana atau kehidupan yang saling mempengaruhi apalagi di era seperti sekarang ini, manusia itu hampir-hampir sudah tidak bisa dilepaskan dari alat komunikasi atau media komunikasi seperti gadget, maka ruang saling mempengaruhi itu semakin besar," imbuhnya.

Kumpulan manusia tersebut dikatakan olehnya, menjadi komunitas yang dinamis, menjadi sebuah masyarakat. "Maka masyarakat tersebut menjadi masyarakat yang dinamis jika individu yang ada memerlukan nasihat, memerlukan peringatan-peringatan, memerlukan dakwah," bebernya.

Di situlah dakwah dibutuhkan, menurutnya, sehingga urgensi dakwah pun akhirnya untuk mewujudkan satu institusi.

"Satu institusi yang memiliki kewenangan atau memiliki tugas penting yaitu memelihara akidah dan ketakwaan umat Islam, ketaatan masyarakat, dan sekaligus mencegah mereka dari pengaruh kekafiran dan kemaksiatan. Institusi itu adalah institusi yang memimpin dan mengurusi masyarakat.  Jika institusi itu, hari ini disebut negara maka dakwah itu memerlukan negara," tegasnya.

Ustaz Ismail menyebut fakta inti dari daulah adalah pemimpin, ada yang dipimpin, ada sistem yang digunakan untuk memimpin, dan mengatur. Maka apa yang dilakukan oleh Baginda Rasulullah SAW di Madinah itu adalah bukti adanya sebuah negara atau daulah.

Keutamaan daulah berdiri tersebut adalah untuk menjaga akidah, keimanan, dan ketakwaan secara khusus bagi masyarakat Islam. Selain itu, untuk mencegah dari kekufuran dan kemaksiatan.

"Mengapa negara, karena negara inilah yang memiliki seluruh kemampuan, kekuatan dan kewenangan. Negara punya kewenangan mengatur sekaligus juga dia memiliki aparat untuk melaksanakan itu semua, aparat dari tingkat pusat sampai tingkat yang paling bawah," pungkasnya.[] Tari

Posting Komentar

0 Komentar