Terlambat Disadari, Ternyata Begini Kondisi Daulah Islam Menjelang Keruntuhannya


TintaSiyasi.com -- Mengulas buku Keruntuhan Turki Utsmani dan Berkembangnya Sekat Negara Bangsa di Dunia Islam, direktur Institut Literasi Khilafah Indonesia (ILKI), Septian A.W. menceritakan sikap penguasa Utsmaniah yang baru menyadari kemunduran negara pada akhir abad-18. Dimana saat itu mereka mulai menjumpai adanya pertikaian internal militer negara.

“Sejak akhir abad-18, penguasa Utsmani baru menyadari kemunduran negara. Mereka menemukan fakta bahwa ada pertikaian antara pasukan baru dan pasukan lama yang mengancam stabilitas negara,” ungkapnya dalam Kelas Bedah E-Book Januari 2023, Sabtu (14/1/2023) secara daring.

Sejarawan tersebut menjelaskan bahwa pasukan lama yang dimaksud adalah pasukan Janissari. Sedangkan pasukan baru adalah mereka yang dididik oleh tradisi militer Eropa. Pertikaian inilah yang kemudian membuat Janissari akhirnya dibubarkan, dan pangkalan militer diserahkan ke pasukan baru.

Fakta lain yang memengaruhi runtuhnya Daulah Utsmaniyah yaitu kemunculan Turki Muda sejak dibukanya Liberalisasi di era Tanzimat. Mereka inilah yang memengaruhi masyarakat yang saat itu sudah mulai mengakui ketertinggalan Utsmani dari Eropa.

“Mereka (Turki Muda) kemudian melihat bahwa untuk membangkitkan Utsmani kembali adalah mengambil solusi dari Barat,” terangnya.

Septian juga menceritakan bagaimana kalangan Turki Muda berusaha membatasi kekuatan sultan mulai dari memodernisasi (baca: membaratkan) struktur pemerintahan Utsmani. Mereka melihat bahwa mempertahankan model lama kekhalifahan Utsmani dapat membuat dunia Islam semakin hancur.

“Dari sinilah diperkenalkan kementerian, legislatif, dan sebagainya yang tidak pernah ada di masa Khilafah sebelumnya,” terangnya.

Berdasarkan paparan di atas, Septian berkomentar bahwa umat Islam akhirnya tersandra oleh tatanan politik yang tidak pernah ada di dunia Islam, bahkan tidak sesuai dengan ajaran Islam. Umat Islam membutuhkan tatanan global baru yang sesuai dengan aspirasi mereka dan sesuai pula dengan ajaran Islam. “Karena tatanan politik saat ini sejak awal memang diciptakan untuk membuat umat Islam menjadi kuah yang dibagi-bagikan,” pungkasnya.[] Nurichsan

Posting Komentar

0 Komentar