Seorang Istri Bukanlah Mitra Suami Melainkan Sahabat


TintaSiyasi.com -- Al-'Allama Syekh Taqiyuddin an-Nabhani seorang Mujtahid Mutlak abad 21 mengatakan dalam sebuah kitab berjudul Sistem Pergaulan Pria dan Wanita dalam Islam (terjemahan An-Nizham Al-Ijtima'i) bahwa seorang istri bukanlah mitra melainkan sahabat.

"Seorang istri bukanlah mitra (syarikah) hidup suami, melainkan istri lebih merupakan sahabat (shahibah) suami" tulisnya dalam kitab Sistem Pergaulan dalam Islam edisi Mu'tamadah, tahun 2011, di Bab Kehidupan Suami Istri, halaman 241.

Beliau rahimahullah melanjutkan bahwa, pergaulan diantara suami istri bukanlah pergaulan kemitraan (perseroan). Pergaulan diantar keduanya tidak lain adalah pergaulan persahabatan. Sehingga suami istri tidak dipaksa menjalani pergaulan tersebut sepanjang hidup mereka. Yang mana mereka satu sama lain merupakan sahabat sejati dalam segala hal.

"Yaitu persahabatan yang dapat memberikan kedamaian dan ketentraman satu sama lain" lanjut Syekh Taqiyuddin. Sebab menurut Syekh Taqiyuddin, Allah SWT telah menjadikan kehidupan suami istri itu sebagai tempat yang penuh kedamaian bagi masing-masing suami istri. Ia mengutip firman Allah SWT dalam surah al-A'raf ayat 189 yang berbunyi:

هُوَ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ اِلَيْهَاۚ

"Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan daripadanya Dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya". (QS. al-A'raf ayat 189)

Dan dalam surat an-Nur ayat 21
وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً

"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang". (QS. An-nur ayat 21)

Yang mana menurut Syekh Taqiyuddin maknanya adalah al -Ithmi'nan yaitu suami istri merasakan ketentraman atau kedamaian disisi keduanya.

"Dalam konteks ini artinya supaya pernikahan itu menjadikan seorang suami merasa tentram dan damai di sisi istrinya begitu pula sebaliknya seorang istri akan merasa tentram dan damai di sisi suaminya," lanjutnya

Oleh karena itu, mereka (suami istri) akan saling cenderung satu sama lain dan bukannya saling menjauhi. Karena menurut Syekh Taqiyuddin ketentuan dasar dalam sebuah perkawinan adalah kedamaian dan dasar dari kehidupan suami istri adalah ketentraman.

"Jadi ketentuan dasar dalam sebuah perkawinan adalah kedamaian dan dasar dari kehidupan suami istri adalah ketentraman," tutupnya. [] Fadhilah Fitri

Posting Komentar

0 Komentar