Karena Bangkrut, Transit Dulu di Neraka

TintaSiyasi.com -- Setiap Orang beriman pasti masuk surga. Tapi masalahnya, transit dulu di neraka apa tidak ? Hal inilah yang perlu kita pelajari agar kita umat muslim mendapat rahmat dan maghfirah dari Allah SWT.sehingga kita masuk surga langsung ke surga tanpa harus transit atau singgah dulu di neraka. 

Didalam Al-Qur'an diterangkan bahwa tujuan utama diciptakannya jin dan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. (Az-Zariyat 56),dan berbuat baik kepada sesama(Al-mulk : 2).

Jika ingin menjadi orang yang bertakwa kepada Allah, maka kedua tugas utama manusia diatas harus benar-benar dilaksakan dengan baik sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya.

Salah satunya tidak boleh diabaikan. Sebagai hamba Allah wajib beribadah hanya kepada Allah SWT. Bahkan didalam salah satu hadis disebutkan bahwa saat nabi ditanya oleh seorang Badui tentang amalan apa yang jika diamalkan dapat mengantarkannya masuk surga.  Nabi menjawab " beribadahlah kepada Allah dengan tidak menyekutukanNya dengan makhlukNya, melakukan shalat wajib, zakat dan puasa ramadhan.(HR.Bukhari).

Namun, walau seseorang itu baik ibadahnya, tekun shalat dan puasanya serta ibadah lainnya tapi banyak juga kezalimannya dengan manusia, sering menyakiti saudaranya, seorang pemimpin sering menyusahkan umat, sehingga pahala ibadahnya gak mumpuni jika dibandingkan dengan dosa kezalimannya. Orang yang demikian itu oleh Rasulullah disebut orang yang 'muflis' alias bangkrut di Hari Perhitungan kelak._Na'udzubillahi mindzalik_, sebagaimana diterangkan dalam hadits dari Abu Hurairah Ra bahwa Rasulullah Saw  bersabda :

أَتَدْرُونَ مَنِ الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ

“Apakah kalian tahu siapa muflis (orang yang bangkrut) itu?”
Para sahabat menjawab, ”Muflis (orang yang bangkrut) itu adalah yang tidak mempunyai dirham maupun harta benda.”
Tetapi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Muflis" dari umatku ialah, orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak). Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya.Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka” (HR. Muslim).

Itulah 'nasib tragis' orang yang bangkrut di Hari Kiamat yakni orang yang banyak berbuat zalim kepada sesama manusia saat di dunia. Sementara pahala ibadahnya tidak mencukupi untuk membayar kezalimannya. Baik zalim memakan harta, menumpahkan darah maupun berbuat zalim terhadap kehormatan orang.

Dalam hadits yang lain Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لَا يَكُونَ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ

“Siapa yang pernah berbuat aniaya (zhalim) terhadap kehormatan saudaranya atau sesuatu apapun hendaklah dia meminta kehalalannya (maaf) pada hari ini (di dunia) sebelum datang hari yang ketika itu tidak bermanfaat dinar dan dirham. Jika dia tidak lakukan, maka (nanti pada hari kiamat) bila dia memiliki amal shalih akan diambil darinya sebanyak kezalimannya. Apabila dia tidak memiliki kebaikan lagi maka keburukan saudaranya yang dizaliminya itu akan diambil lalu ditimpakan kepadanya”. (HR. Al-Bukhari ).

Jika kita pernah menzalimi saudara kita, mari kita mohon maaf kepada mereka, jika pernah mengambil barang atau uang saudara kita kembalikannya.
Bagaimana jika orang yang pernah kita zalimi sudah wafat atau tidak diketahui keberadaannya ? Dan bagaimana pula cara bertobat dari korupsi ?

Imam An-Nawawi menukil perkataan Al-Ghazali, sebagai dilansir KonsultasiSyariah.com  menjelaskan:

إذا كان معه مال  حرام وأراد التوبة والبراءة منه : فإن كان له مالك معين وجب صرفه إليه أو إلى وكيله, فإن كان ميتا وجب دفعه إلى وارثه , وإن كان لمالكٍ لا يعرفه ، ويئس من معرفته ، فينبغي أن يصرفه في مصالح المسلمين العامة , كالقناطر والمساجد , ونحو ذلك مما يشترك المسلمون فيه , وإلا فيتصدق به على فقير أو فقراء

“Orang yang pernah mengambil harta haram kemudian ia ingin bertaubat dan berlepas diri darinya, maka jika harta itu ada pemiliknya, wajib ia kembalikan kepadanya atau diserahkan ke orang yang mewakilinya. Jika pemiliknya sudah mati, maka wajib ia serahkan kepada ahli warisnya. Jika dia tidak mengetahui pemiliknya dan dia putus asa untuk bisa menemukannya, maka dia boleh menyalurkan harta yang haram itu untuk kemaslahatan kaum muslimin, seperti fasilitas umum, masjid, atau semacamnya yang bisa dinikmati oleh kaum muslimin. Jika tidak memungkinkan, bisa disedekahkan kepada orang miskin.” (Al-Majmu’ Syarh Muhadzab, 9:428)

Yuk kita bertobat agar kita tidak termasuk hamba Allah yang bangkrut di akhirat kelak.
Saudara-saudaraku, manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Semua orang pasti pernah berbuat dosa dan sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah yang rajin bertaubat kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

“Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap dirinya sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa. Sesungguhnya Dia Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (QS. Az-Zumar [39] : 53).

Saudara-saudaraku, kezaliman apa pun yang pernah kau lakukan, maka ketahuilah bahwa pintu ampunan Allah sangatlah lebar. Allah Ta’ala berfirman:

وَإِنَّ رَبَّكَ لَذُو مَغْفِرَةٍ لِلنَّاسِ عَلَىٰ ظُلْمِهِمْ ۖ وَإِنَّ رَبَّكَ لَشَدِيدُ الْعِقَابِ

“Sesungguhnya Rabbmu adalah pemilik ampunan bagi umat manusia atas kezaliman mereka, dan sesungguhnya Rabbmu benar-benar keras siksanya.” (QS. Ar-Ra’d [13] : 6)

Saudara-saudaraku, tidak inginkah amal-amal buruk dan kemaksiatan kita terhapus dan dimaafkan oleh Allah, kemudian Allah gantikan dengan kebaikan dan ketaatan kepada-Nya? Allah Ta’ala berfirman,

إِلَّا مَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ عَمَلࣰا صَـٰلِحࣰا فَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ یُبَدِّلُ ٱللَّهُ سَیِّـَٔاتِهِمۡ حَسَنَـٰتࣲۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورࣰا رَّحِیمࣰا

“Kecuali orang-orang yang bertobat, beriman, dan melakukan amal saleh, maka mereka itulah orang-orang yang akan diganti kejelekan mereka dengan kebaikan. Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (QS. Al-Furqan: 70).

Demikian, semoga kita senantiasa  mendapat rahmat dari Allah untuk tetap taat kepada Allah dan RasulNya, sehingga kita termasuk hamba Allah yang bertakwa kepadaNya.Aamiin.
Wallahu a'lam.

Penulis : Abd.Mukti, S.Ag
Pemerhati Mehidupan Beragama.

Posting Komentar

0 Komentar