Belajar dari Perang Uhud, Kekalahan Terjadi Akibat Kemaksiatan Kaum Muslim Sendiri

TintaSiyasi.com -- Belajar dari kekalahan kaum Muslim dalam Perang Uhud, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Abqary Serang Banten K.H. Yasin Muthohar mengatakan kekalahan itu berasal dari sikap diri kaum Muslim sendiri karena melakukan kemaksiatan. 

"Jadi, ini pelajaran besar bagi kita, maksiat itu bisa berpengaruh kepada diri kita, berpengaruh kepada orang di sekitar kita dan berpengaruh kepada jamaah kita," ujarnya dalam Kajian Kitab Ad-Daulah al-Islamiyyah karya Syekh Taqiyuddin an-Nabhani, Selasa (20/12/2022) di kanal YouTube Khilafah Channel Reborn.

Kiai Yasin, sapaan akrabnya, menjelaskan, pada saat Perang Uhud, Rasulullah SAW membagi pasukan kaum Muslimin itu menjadi tiga batalion. Tepatnya di bukit Uhud. Rasulullah kemudian berpesan kepada para pemanah, “Apa pun yang terjadi maka, kalian tidak boleh turun sebelum ada perintah.” Pasukan ini terdiri 50 pasukan pemanah, yang dipimpin oleh Abdullah bin Zubair r.a.. Tujuannya adalah untuk berjaga, jangan sampai ada musuh datang menyerang kaum Muslimin dari belakang.

“Saat terjadi perang kaum Muslimin di awal mendapatkan kemenangan, musuh sudah kocar-kacir, mereka tidak bisa berkutik. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Nah, 50 orang pemanah melihat musuh sudah kucar-kacir. Kemudian mereka melihat ada ganimah,” lanjutnya.

Akhirnya mereka pun pergi, mengumpulkan ganimah. Mereka tidak mempedulikan lagi perkataan amirnya dan juga perintah Nabi Saw. Ini yang disebutkan Allah di dalam Alquran surah Ali Imran ayat 152. Allah telah mengajarkan janjinya kepada kalian, dimana kalian itu akan mendapatkan kemenangan ketika berhadapan dengan musuh. Ketika kalian hampir mengalahkan mereka, memporak-porondakan musuh dengan izin Allah. Hingga ketika kalian lemah, kalian itu gagal untuk senantiasa taat. Kalian berselisih dalam urusan itu dan kalian maksiat menentang Rasul, menentang keputusan Amir, setelah kalian melihat dunia yang kalian cintai.

"Kalau orang berada dalam satu jemaah, orang berada dalam satu pasukan, maka dia maksiat, mereka itu akan membawa, dalam kesialan. Sial itu adalah karena perbuatan maksiat yang dilakukan. Maksiat itu akan mengakibatkan keburukan,” imbuhnya.[] Trisna

Posting Komentar

0 Komentar