Kiai Muzammil Ajak Menyikapi secara Tegas soal Pencitraburukkan Islam


TintaSiyasi.com -- Menyikapi ancaman guru yang diduga melakukan perundungan siswi tidak berjilbab, Forum Komunikasi Ulama (FKU) Aswaja Kediri Kiai Muzammil mengingatkan kalau itu mencitraburukkan Islam dan kaum Muslim dan harus disikapi dengan tegas.

“Sehingga kita sebagai umat Islam, kita harus punya sikap bagaimana persoalan ini terjadi viral. Istilahnya, kalau itu mencitraburukkan Islam dan kaum muslimin, kita harus menyikapi dengan tegas, kita harus menghentikan citra-citra buruk yang berkembang di tengah-tengah masyarakat,” katanya dalam Obrolan Sore di YouTube Kasepuhan TV, Jumat (18/11/2022).

Ia mengatakan, kita sebagai kaum muslimin pertama memang harus tabayun dulu terhadap persoalan ini bener atau tidak terjadi perundungan. Kalau memang terjadi bullying atau perundungan, itu kan memang tindakan yang tidak bagus. Itu harus dicegah dan diberikan tindakan.

“Kemudian, seorang guru yang melakukan perundungan terhadap siswinya, kalau memang perundungan Inikan sesuatu yang tidak baik ya, itu memang harus dicegah, harus diberikan tindakan. Kemudian seorang guru yang melakukan perundungan terhadap siswinya harus diberikan tindakan,” jelasnya.

Namun ia menyayangkan beberapa media yang menyebarkan, memviralkan persoalan ini. Belum melakukan cross check, kemudian ditabayuni. “Guru itu tidak mungkin melakukan seperti itu. Karena namanya anak, kita sebagai guru dalam kondisi yang sekarang. Anak-anak sekarang, banyak guru diantara kita itu merasakan memang beratnya mendidik anak sekarang, mulai SD, SMP, SMA itukan luar biasa. Jadi moral mereka itu sudah luar biasa, ketaatan mereka terhadap guru mereka juga sudah sangat luntur dalam zaman sekarang ini,” ungkapnya.

Sekali lagi ia mengingatkan harusnya, media yang menyebarkan dan viralkan perundungan itu melakukan klarifikasi sebelumnya. Kemudian, apakah cuma laporan sepihak saja dari orang tua mungkin anaknya yang diberikan tindakan seperti itu. Sehingga, merasa jengkel terhadap gurunya, karena merasa anaknya itu diperlakukan tidak baik. Padahal itu hanya sebatas sepihak saja, tanpa ada klarifikasi.

“Kemudian, yang kedua, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berlebihan dalam bersikap. Saya menilai sikap Gubernur itu sangat berlebihan. Lagi-lagi itu, kalau terkait dengan simbol-simbol Islam yang kemudian menjadi persoalan, diangkat dimasyarakat. Langsung disikapi dengan tegas dan cepat. Tanpa adanya klasifikasi, tabayun tadi apakah benar seperti itu, apa tidak,” kata Muzamil menegaskan.

Muzamil, melihat dengan sikap gubernur yang kemudian mengancam di pecat. Bahkan kemudian, kalau ada persoalan yang serupa nanti terjadi ke depan, seluruh guru SMA di Jawa Tengah dibawah kepemimpinan Gubernur Ganjar ini, nanti akan diminta, dipaksa untuk menandatangani surat pernyataan mengundurkan diri, kalau melakukan hal-hal yang seperti itu. Itu luar biasa berlebihan namanya.

“Makanya ini sekali lagi, ini sikap yang berlebihan. Media massa juga, kalau terjadi sedikit saja ada potensi kesalahan dari simbol-simbol Islam, apa yang dilakukan kaum muslimin langsung itu kemudian tidak menunggu lama, langsung itu viral. Kemudian semua media kayaknya gayung bersambung untuk kemudian bersama-sama mereka memberikan stigma negatif terhadap Islam dan kaum muslim,” pungkasnya.[] Sri Nova Sagita

Posting Komentar

0 Komentar