Isilah Waktu dengan Amal Saleh


TintaSiyasi.com -- Sobat. Waktu paling mulia yang digunakan manusia adalah waktu yang diisi dengan ketaatan kepada Allah. Siapa yang ingin menjaga waktunya, hendaklah ia menjadikan ucapannya sebagai zikir dan diamnya sebagai tafakur; menjadikan pandangannya sebagai pelajaran dan menjadikan amalnya sebagai kebajikan.

Sobat. Ahli hikmah mengatakan, “Apabila engkau melihat hatimu keras, maka perbanyaklah membaca kitab Allah dengan tadabbur dan tafakkur. Temanilah orang yang rajin berzikir kepada Allah, dan bergaullah dengan orang-orang yang zuhud. Hendaklah engkau mengamalkan Sunnah dan meneladani jalan (shirah) hidup Rasulullah SAW dan para sahabatnya, semoga Allah meridhoi mereka semua.”

وَٱلۡعَصۡرِ إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ  

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al-ashr (103) : 1-3).

Sobat. Dalam ayat 1 Al-Ashr ini, Allah bersumpah dengan masa yang terjadi di dalamnya bermacam-macam kejadian dan pengalaman yang menjadi bukti atas kekuasaan Allah yang mutlak, hikmah-Nya yang tinggi, dan ilmu-Nya yang sangat luas. Perubahan-perubahan besar yang terjadi pada masa itu sendiri, seperti pergantian siang dengan malam yang terus-menerus, habisnya umur manusia, dan sebagainya merupakan tanda keagungan Allah.

Dalam ayat lain, Allah berfirman: "Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan" (Fussilat/41: 37).

Apa yang dialami manusia dalam masa itu dari senang dan susah, miskin dan kaya, senggang dan sibuk, suka dan duka, dan lain-lain menunjukkan secara gamblang bahwa bagi alam semesta ini ada pencipta dan pengaturnya. Dialah Tuhan yang harus disembah dan hanya kepada-Nya kita memohon untuk menolak bahaya dan menarik manfaat. Adapun orang-orang kafir menghubungkan peristiwa-peristiwa tersebut hanya kepada suatu masa saja, sehingga mereka beranggapan bahwa bila ditimpa oleh sesuatu bencana, hal itu hanya kemauan alam saja. Allah menjelaskan bahwa masa (waktu) adalah salah satu makhluk-Nya dan di dalamnya terjadi bermacam-macam kejadian, kejahatan, dan kebaikan. Bila seseorang ditimpa musibah, hal itu merupakan akibat tindakannya. Masa (waktu) tidak campur tangan dengan terjadinya musibah itu.

Sobat. Dalam Al-Ashr ayat 2, Allah mengungkapkan bahwa manusia sebagai makhluk Allah sungguh secara keseluruhan berada dalam kerugian bila tidak menggunakan waktu dengan baik atau dipakai untuk melakukan keburukan. Perbuatan buruk manusia merupakan sumber kecelakaan yang menjerumuskannya ke dalam kebinasaan. Dosa seseorang terhadap Tuhannya yang memberi nikmat tidak terkira kepadanya adalah suatu pelanggaran yang tidak ada bandingannya sehingga merugikan dirinya.

Sobat. Dalam ayat 3 Al-Ashr ini, Allah menjelaskan bahwa jika manusia tidak mau hidupnya merugi, maka ia harus beriman kepada-Nya, melaksanakan ibadah sebagaimana yang diperintahkannya, berbuat baik untuk dirinya sendiri, dan berusaha menimbulkan manfaat kepada orang lain.

Di samping beriman dan beramal saleh, mereka harus saling nasihat-menasihati untuk menaati kebenaran dan tetap berlaku sabar, menjauhi perbuatan maksiat yang setiap orang cenderung kepadanya, karena dorongan hawa nafsunya.

Sobat. Hawa nafsu adalah pangkal segala bencana dan sumber kekejian. Ia adalah perbendaharaan Iblis dan tempat tinggal segala keburukan. Tidak ada seorang pun yang mengetahui hakikatnya selain Penciptanya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatannya.

۞وَمَآ أُبَرِّئُ نَفۡسِيٓۚ إِنَّ ٱلنَّفۡسَ لَأَمَّارَةُۢ بِٱلسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيٓۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٞ رَّحِيمٞ  

Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang” (QS. Yusuf (12) : 53).

Sobat. Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Yusuf sebagai manusia mengakui bahwa setiap nafsu cenderung dan mudah disuruh untuk berbuat jahat kecuali jika diberi rahmat dan mendapat perlindungan dari Allah. Yusuf selamat dari godaan istri al-Aziz karena limpahan rahmat Allah dan perlindungan-Nya, meskipun sebagai manusia Yusuf juga tertarik pada istri al-Aziz sebagaimana perempuan itu tertarik kepadanya seperti diterangkan pada ayat 24:

Dan sungguh, perempuan itu telah berkehendak kepadanya (Yusuf). Dan Yusuf pun berkehendak kepadanya, sekiranya dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya (Yusuf/12: 24).

Tetapi ada pendapat lain yang menyatakan bahwa ayat 53 ini menerang-kan pengakuan istri al-Aziz dengan terharu dan rasa penyesalan yang mendalam bahwa dia tidak dapat membersihkan dirinya dari kesalahan dan ketelanjuran. Dia juga mengakui bahwa memang dia yang hampir meng-khianati suaminya dengan merayu Yusuf ketika suaminya tidak di rumah. Untuk menjaga nama baik diri, suami, dan keluarganya, dia menganjurkan supaya Yusuf dipenjarakan, atau ditimpakan kepadanya siksaan yang pedih. Istri al-Aziz telah melakukan kesalahan ganda, yaitu berdusta dan menuduh orang yang jujur dan bersih serta menjebloskannya ke penjara.

Pada akhir ayat ini dijelaskan bahwa Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

Sobat. Segeralah bertaubat sebelum pintu taubat tertutup dan sebelum lembaran catatan amal sebagai bekal dilipat. Segala amal yang menurutmu bermanfaat bagimu ketika masuk kubur kerjakanlah niscaya engkau akan berbahagia.

Sobat. Sahabat Nabi, Ali ra pernah berkata, “Barangsiapa yang menghimpun enam perkara, maka ia tidak menyisakan satupun cara untuk meraih surge dan tidak menyisakan satu pun cara untuk lari dari neraka (melainkan ia telah menempuhnya) yaitu : Orang yang mengenal Allah lalu menaati-Nya, mengenal syetan lalu mendurhakainya, mengenal kebenaran lalu mengikutinya, mengenal kebatilan lalu menjauhinya, mengenal dunia lalu menolaknya, mengenal akherat lalu mencarinya.”

Abdullah ibn Masúd berkata, “Tak seorang pun menyongsong pagi melainkan ia adalah tamu. Hartanya hanyalah titipan. Seorang tamu kelak akan pulang, sedangkan titipan akan dikembalikan."

Lukman al hakim berkata kepada anaknya, ”Hai Anakku, juallah duniamu dengan akheratmu, niscaya engkau akan meraih untung dengan mendapatkan kedua-duanya, jangan engkau jual akheratmu dengan duniamu, niscaya engkau akan rugi dan tidak mendapatkan kedua-duanya.”

Sobat. Taubat yang melepaskan atau menghentikan kebiasaan berbuat dosa, takut (khauf) yang menghilangkan keteperdayaan, dan harapan (raja’) yang membuka pintu-pintu kebaikan. Kemudian selalu merasa diawasi Allah (muraqabah) dalam segala ide yang terlintas di hati. []


Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si. 
Penulis Buku Gizi Spiritual, Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo, Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Posting Komentar

0 Komentar