Filolog: Infiltrasi Sarikat Islam (SI) Upaya Pembusukan di Internal




TintaSiyasi.com -- Infiltrasi kepada Sarikat Islam (SI) sehingga menyebabkan terpecahnya SI menjadi dua golongan, filolog dan sejarawan Salman Iskandar menilai adalah upaya pembusukan di internal.

“Infiltrasi yang dilakukan oleh Henk Sneevliet adalah upaya pembusukan di internal Sarikat Islam,” ungkapnya dalam Kajian Sejarah dan Peradaban: Pax Netherlandica dan Pan Islamisme: Melacak Perang Ideologi di Indonesia, yang dikutip TintaSiyasi.com di kanal YouTube Ngaji Subuh (14/10/2022).

Ia menjelaskan bahwa cara yang digunakan oleh Henk Sneevliet yakni dengan menanamkan pemahaman Marxisme, sosialisme dan progresi- revolution kepada kalangan bumiputra khususnya para pemuda.

“Mereka itulah buruh, pekerja yang juga membentuk Sarikat Pekerja perburuhan yang ada di perkeretaapian di Semarang,” lanjutnya.

Padahal, Salman menuturkan, semenjak tahun 1916, SI sudah mencanangkan Natiko yang di dalamnya terdapat gagasan pan Islamisme, Sultan kaum Muslimin dan bentuk Zellbestore atau kehendak pemberian sendiri, atau merdeka dari kolonial, dalam konteks merdeka berdasarkan Islam.

“Kemudian juga ada usulan pertahanan Hindia sebagai bentuk bela negara berasas teritorial dan itu kalau laskar yang dibentuknya dari masyarakat Islam, tentu akan membahayakan pihak kolonial,” sambungnya.

Oleh karena itu, saat terjadi revolusi Oktober tahun 1917, Salman menjelaskan bahwa gagasan tersebut diwacanakan untuk membentuk Republik Bolshevik yang ada di Hindia oleh Henk Sneevliet dan juga kader-kader ISDV (Indische Sociaal-Democratische Vereeniging) yang keanggotaannya multi, diperkenankan lintas partai, lintas kepentingan publik diantara para anggotanya.

“Sosok seperti Semaun Darsono, Alimin Prawirodirjo, dan juga Datu Ibrahim Tan Malaka. Mereka semenjak tahun 1815 merupakan kader Sarikat Islam di kota Semarang, ikut Henk Sneevliet karena awalnya dia yang membentuk ISDV, Sarikat Buruh, Sarikat Pekerja yang ada di Semarang,” jelasnya.

Sedangkan Henk Sneevliet membantu ISDV dan orang yang tergabung dalam Sarikat Buruh memiliki haluan perjuang politik untuk kesetaraan berkenaan dengan kesejahteraan, seperti upah yang layak, jaminan sosial yang mumpuni untuk kalangan kelas pekerja dan buruh, atau kalangan pronotarian.

“Ide-ide sosial demokrat yang dibawa Henk Sneevliet itu, menarik kalangan pemuda ISDV yang ikut juga bergabung dalam Sarikat Islam, dan kemudian didik untuk menerima ide-ide Marxisme, ide progresi-revolusioner,” bebernya.

Oleh karena itu, ia melanjutkan, terpilihnya Semaun sebagai ketua SI yang ada di kota Semarang, dididik langsung oleh Oemar Said Tjokroaminoto dengan gagasan marxisme sosialisme, karena memiliki semangat juang sebagai para pemuda. Dilain pihak, Henk Sneevliet berusaha menggandeng Semaun dan teman-temannya untuk melakukan pembusukan di internal Sarikat Islam.

“Yakni dengan mengarahkan gagasan marxisme, sosialisme bisa menjadi solusi atas apa yang diperjuangkan oleh kalangan bumiputra untuk melawan ke sewenangan kapitalis Belanda di negeri ini,” pungkasnya.[] Mustaqfiroh

Posting Komentar

0 Komentar