Dimensi Kepemimpinan Rasulullah SAW


TintaSiyasi.com -- Cendekiawan Muslim, Prof. Dr.-Ing Fahmi Amhar menjelaskan dimensi kepemimpinan Rasulullah Muhammad SAW.

"Nabi itu uswatun hasanah, Dia pemimpin yang paripurna, Dia memiliki banyak dimensi. Dimensi Dia sebagai kepala keluarga, dimensi Dia sebagai pendakwah, dimensi Dia sebagai pedagang dan dimensi Dia sebagai pemimpin umat," jelasnya dalam acara live streaming MLF (Maulid Leadership Forum 1444 H), Sabtu (08/10/2022).

Ia mengatakan, cara berpikir yang diajarkan Rasulullah yaitu mau tidak mau kita harus mempelajari sejarah kehidupan Nabi secara kaffah. "Jangan hanya sejarah dihafal, Nabi itu nama ayahnya siapa, ibunya siapa pamannya siapa bukan hanya sekadar itu," katanya.

"Itu harus kita pelajari semua. Jangan kita kemudian sekuler, kalau kamu belajar, Nabi sebagai pemimpin ibadah silakan, tetapi sebagai pemimpin umat jangan, bahaya," jelasnya.

Peran Intelektual

Ia mengutip dari intelektual terkemuka di zaman peradaban Islam yaitu Ibnu Khaldun. Ibnu Khaldun mengatakan, "Zaman yang berat akan menghasilkan generasi yang hebat selama mereka sabar dan tekun belajar."

"Generasi yang hebat ini akan membentuk zaman yang mudah. Namun, zaman yang mudah itu rawan membentuk generasi yang lemah. Yaitu, ketika mereka lupa diri, mereka bermewah-mewah dan lupa untuk men-tarbiyah generasi berikutnya," kata Prof. Fahmi, sapaannya.

Ia menjelaskan, umat Islam dulu punya peradaban yang kuat cukup lama, karena selama mereka tidak terlena dengan hidup bermewah-mewah. Tetapi, ketika cobaan datang, Perang Salib, terjadi kehancuran Bagdad, sempat bangkit lagi, tetapi kemudian hancur lagi.

"Nah, sekarang kita berada mirip dengan di zaman nabi. Yaitu, zaman yang berat. Sekalipun kita punya 1,7 miliar Muslim di dunia, tetapi mereka centang perenang. Mereka seperti buih di lautan. Maka sudah saatnya kita lebih penting lagi sekarang menyontek seutuhnya perjalanan nabi yaitu sabar dan tekun belajar," pungkasnya.[] Rina dan Saptaningtyas 

Posting Komentar

0 Komentar