Bisnis yang Dilandasi Iman dan Mencari Rezeki yang Halal Adalah Ibadah


TintaSiyasi.com -- Sobat. Diriwayatkan at-Tabrani ketika Rasulullah SAW duduk bersama para sahabat, lewatlah seorang lelaki dengan penuh semangat. Salah seorang sahabat berkata, “Alangkah baiknya sekiranya semangatnya itu dimanfaatkan di jalan Allah.” Nabi menjelaskan, “Jika dia ke luar untuk keperluan anaknya yang masih kecil, dia itu di jalan Allah. Jika dia ke luar untuk keperluan kedua orang tuanya yang sudah renta, dia di jalan Allah. Jika dia ke luar bekerja karena ingin menjaga kesucian dirinya (dari meminta-minta), dia juga di jalan Allah. Dan jika dia ke luar untuk pamer dan gagah-gagahan, dia di jalan syetan.”

Dalam riwayat yang lain Rasulullah bersabda, ”Sesungguhnya Allah mencintai hamba-Nya yang muhtarif (bekerja, berprofesi, dan berbisnis).”

Sobat. Rasulullah SAW mengajarkan kita umatnya untuk mengoptimalkan potensi jasmani dan rohani demi meningkatkan kualitas diri, termasuk dalam bekerja atau berbisnis. Begitu pentingnya mendapatkan rezeki secara halal, seorang Muslim tidak dibenarkan bermalas-malasan dalam berusaha. Ia harus berikhtiar sekuat tenaga mencari yang halal karena itu adalah ibadah.

Sobat. Berikhtiar memperoleh karunia Allah secara baik dan halal jauh lebih mulia daripada meminta-minta, sekalipun pekerjaan itu dianggap rendahan dalam pandangan manusia. Diriwayatkan dalam sebuah hadis. Rasulullah SAW bersabda, ”Seseorang yang meraih tali, lalu datang dengan membawa seikat kayu bakar di pundaknya kemudian menjualnya sehingga Allah menutupi wajahnya (memuliakannya), itu lebih baik daripada meminta-minta kepada orang-orang, di mana mereka itu adakalanya memberi dan adakalanya tidak memberi” (HR Bukhari).

Allah berfirman :

وَقُلِ ٱعۡمَلُواْ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمۡ وَرَسُولُهُۥ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ  

Dan Katakanlah, 'Bekerjalah kalian, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaan kalian itu. Dan kalian akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan'” (QS. At-Taubah (9) : 105).

Sobat. Para Nabi juga berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Nabi Muhammad SAW selain pernah menjadi penggembala, juga pernah menjadi pedagang yang sukses. Beliau bersabda, “Allah tidak mengutus seorang Nabi kecuali Dia telah menggembala kambing.” Sahabat bertanya, ”Dan Engkau?” Jawab Nabi, “Ya. Aku juga menggembala (kambing) milik penduduk Makkah dengan imbalan beberapa dinar.” Saib bin Abdullah, salah seorang mitra dagang Beliau, pernah berkata, “ Engkau (Muhammad) adalah sebaik-baik mitra (business partner) ; tidak memperdaya dan tidak pula mendebat.”

Sobat. Aktivitas bisnis yang tidak didasari keimanan adalah kedzaliman. Dalam Islam, bekerja atau berbisnis memang bukan sekadar kegiatan ekonomi, melainkan aktivitas cermin keimanan, manifestasi tauhid, dan bukti ketinggian akhlak dan barometer ketakwaan kepada Allah SWT. Dalam sebuah riwayat Rasulullah bersabda, “Pedagang (pebisnis) yang amanah dan dapat dipercaya, akan dibangkitkan di surga bersama para Nabi, orang-orang yang dapat dipercaya, dan orang-orang yang mati syahid.”

Sobat. Berbisnis dapat disejajarkan dengan jihad, jika dalam aktivitasnya para pelaku bisnis istiqamah dengan aturan yang sudah digariskan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Mereka tidak tergoda, dan tidak pula terjebak untuk mendapatkan atau memperbanyak keuntungan materi secara bathil, sekali pun peluangnya selalu ada dan sangat terbuka. Maka pebisnis yang mampu meredam dorongan nafsu semacam itu, termasuk pedagang yang berjuang menegakkan perintah Allah.

Sobat. Agar nilai ibadah dan jihad dalam bisnis terwujud maka pertama memantapkan niat hanya mengharap ridho Allah SWT. Kedua. Mejalankan bisnis sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Ketiga. Senantiasa “Mengundang Allah” dalam semua proses bisnis. Keempat. Bersyukur ketika berhasil, sabar ketika gagal, dan terus istiqamah berikhtiar.

Sobat. Kebesaran Islam terletak pada kemampuan umatnya menerapkan keseimbangan, termasuk keseimbangan antara kehidupan bisnis dan kehidupan rumah tangga serta sosial.

Sobat. Pentingnya memahami tujuan berbisnis atau bekerja itu : pertama. Berbisnis atau bekerja sebagai bagian dari kewajiban yang diperintahkan oleh Allah SWT. Kedua. Bekerja sangat menentukan martabat seorang manusia. Martabat setiap muslim dapat diraih apabila memperoleh penghasilan sendiri secara halal. Ketiga. Bisnis yang halal merupakan sumber penghasilan yang baik. Keempat. Bekerja atau berbisnis merupakan sarana untuk melayani kebutuhan sehari-hari masyarakat. Kelima. Bekerja tidak hanya ikhtiar demi memajukan standar ekonomi dan sosial seseorang, tetapi juga bertujuan untuk memajukan seluruh masyarakat. 

Oleh karena itu , untuk mendapatkan rezeki, kita harus saling bekerja sama atau bersinergi. Setelah rezeki diperoleh , hak kaum miskin duafa ditunaikan, sekaligus memberdayakan potensi yang mereka miliki agar kehidupan ekonomi mereka meningkat.

Salam Dahsyat dan Luar Biasa! []


Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
CEO Educoach, Penulis buku The Power of Spirituality, Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo, Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Posting Komentar

0 Komentar