TintaSiyasi.com -- Terkait fakta-fakta politik peristiwa
runtuhnya khilafah pada tanggal 03 Maret 1924, Direktur ILKI (Institut Literasi
Khilafah Indonesia) Septian AW menyatakan bahwa selain andil Mustafa Kemal,
juga ada berbagai peristiwa yang melibatkan banyak pihak, mulai dari internal
maupun eksternal daulah.
“Runtuhnya khilafah bukan hanya karena adanya intrik politik
tunggal Mustafa Kemal semata, melainkan akumulasi dari banyak sekali peristiwa
yang melibatkan banyak pihak. Mulai dari lemahnya daulah hingga menguatnya negara-negara
Barat dan gerakan-gerakan sekuler di dalam Utsmani,” ungkapnya dalam Kelas Sejarah Asia Barat
Modern-4 sesi ke-11: Fakta-Fakta Historis Sekitar 03 Maret 1924, Sabtu
(06/08/2022) melalui Zoom
Meeting.
Septian menegaskan bahwa dibalik peristiwa runtuhnya khilafah, negara Barat tetap
memiliki andil paling utama sebagai dalangnya. “Sebab mereka adalah musuh Islam,” tegasnya.
“Yang pasti adalah akibat negara sekuler, sebab mereka
adalah musuh Islam. Mereka bersalah dan memiliki andil sebagai dalang atas
runtuhnya khilafah,”
imbuhnya.
Namun yang menarik bagi Septian bahwa ternyata keruntuhan
tersebut juga disebabkan oleh sikap khalifah-khalifah di masa lalu. Mereka
justru membuka ruang politik bagi gerakan sekuler di dalam pemeritahan Utsmani.
“Ternyata
khalifah juga memiliki andil bagi runtuhnya khilafah. Di era Tanzimat tahun 1830-an, atas dasar keputusan
khalifah pada saat itu yang membuka kran Baratisasi dan paham sekuler masuk dalam struktur pemerintahan
Daulah Utsmaniyah, baik
di bidang politik maupun militer,” tuturnya.
“Ini yang kemudian menjadi celah bagi nanti munculnya
Mustafa Kemal di abad-20,” pungkasnya.[] Nurichsan
0 Komentar