Kenapa Dikit-Dikit Solusinya Mesti Islam? Ini Penjelasan Sejarahnya!


TintaSiyasi.com -- Dalam mengadposi kepentingan umat, anggota Hizbut Tahrir selalu mengambil modal berupa pemikiran Islam. Hal ini dikutip oleh Septian AW selaku direktur ILKI (Institut Literasi Khilafah Indonesia) dari kitab Nuqthatul Inthilaq yang merupakan kitab adopsi resmi Hizbut Tahrir.

“Modal anggota Hizbut Tahrir adalah Islam itu sendiri. Syekh An-Nabhani menjelaskan bahwa anggota partai tidak boleh mengadopsi pemikiran di luar Islam,” jelasnya dalam kelas Sejarah Asia Barat Modern Batch 3, pada Senin 4 Juli lalu.

Septian menjelaskan bagaimana keterbukaan pemikiran Hizbut Tahrir yang kerap menerbitkan berbagai tulisan tentang peristiwa dan kebijakan internasional yang sedang terjadi. Misalnya seperti pakta Baghdad, konflik terusan Suez, dan lain sebagainya.

“Hal ini dilakukan agar umat Islam memahami bahwa mereka membutuhkan perubahan dan wajib menerapkan Islam sebagai solusi atas permasalahan mereka,” ungkapnya.

Akan tetapi perjuangan Hizb tidak semudah itu dalam memahamkan masyarakat. Septian juga mengungkap bagaimana penolakan masyarakat yang sedang dalam pengaruh penerapan kapitalisme, sekularisme, dan demokrasi.

“Namun kesadaran masyarakat saat itu tidak jelas karena kondisi saat mereka itu tidak Islami. Dimana kapitalisme, sekularisme, dan demokrasi diterapkan di atas mereka saat itu,” ulasnya.

Meskipun demikian, Septian menggambarkan ketegasan Hizbut Tahrir yang terus menyerukan Islam untuk menggantikan kepemimpinan sekulerisme Barat. Partai tersebut tidak mau berkompromi dengan masyarakat maupun kelompok lain yang sebenarnya rancu dengan kondisi mereka saat itu.

“Hizbut Tahrir mengambil sikap berbeda, tidak mengikuti masyarakat maupun kelompok lain yang sebenarnya mengusung kerancuan tersebut. Hizb terus menyerukan Islam sebagai kepemimpinan intelektual sebagai alternatif dari sekulerisme Barat,” pungkasnya.[]Nurichsan

Posting Komentar

0 Komentar