Pemikiran Politik Islam


TintaSiyasi.com -- Sejak Khilafah Islamiah dihancurkan di saat itu pula kaum Muslim diterapkan sistem politik kufur. Utamanya adalah ideologi kapitalisme yang memisahkan kehidupan dengan agama. 

Politik dalam Islam itu berbeda dengan perspektif Barat. Dalam pandangan Barat, politik itu power, kekuasaan, dan otority. Tetapi dalam Islam itu mengajarkan tentang politik adalah riayah (kepengurusan umat dengan syariat Islam). Baik politik dalam negeri maupun luar negeri dalam Islam juga tidak berbeda, maknanya adalah riayah.

Tujuan pola pikir politik adalah mengurusi kepentingan manusia. Berbeda dengan pola pikir hukum adalah menyelesaikan permasalahan-permasalahan umat. Begitu pula juga beda dengan pola pikir sastra yang hanya bertujuan mendapatkan kepuasan kata dan frasa. 

Berpikir politik itu membutuhkan maklumat sebelumnya. Selain itu, butuh memahami kejadian, ini pun sebenarnya tidak ada kaidah baku, bisa benar atau salah, dan butuh pengalaman. Makanya ketika ingin jadi politisi Muslim gampang-gampang susah. 

Berpikir politik itu memahami apa yang sudah dibahas, tetapi tidak melulu harus ada penelitian seperti berpikir ilmiah. Pola pikir politik itu harus mendorong untuk menjadi politisi bukan hanya mengajar informasi dan pengetahuan politik. Pola pikir politik itu pola pikir yang paling tinggi dan rumit. Karena harus mampu berpikir berbagai hal dan peristiwa. Dia juga melibatkan seluruh jenis proses berpikir.

Berbicara pemikiran politik Islam dasarnya adalah akidah Islam yang bertujuan mewujudkan kehidupan Islam. Berpikir politik Islam itu adalah seni memahami realita. Politik Islam harus memahami kejadian secara nasional hingga internasional. 

Selain itu harus memahami dan memelototi negara-negara yang mengemban sebuah ideologi. Dalam konteks politik Islam harus memahami politik secara internasional tidak hanya membahas masalah dalam negeri. Politik internasional yang perlu diperhatikan adalah dunia Islam, negara-negara berpengaruh, dan paling dominan.

Seorang politisi memiliki pandangan hidup tertentu. Dia tidak boleh netral, dia harus memihak pandangan hidupnya. Inilah yang akan menjadikan mereka seorang negarawan. Pola pikir politik bisa dimiliki secara individu, bisa juga dimunculkan di tengah-tengah umat. Mengapa kita harus terlibat dalam politik? Karena ini adalah konsekuensi dakwah. Islam itu rahmat untuk semesta alam, oleh karena itu umat Islam harus bisa berpikir politik. Karena ini wujud riayah syu'unil ummah (mengurusi urusan umat) dan menjadikan Islam rahmatan lil'alamin.[]

Dirangkum oleh: Ika Mawarningtyas

Rangkuman Pertemuan Pertama Kelas Politik Islam Intermediate Tasqif Pesantren Digital dengan Narasumber Ustaz Budi Mulyana, S.IP. M.Si.
Selengkapnya simak dan ikuti di Tasqif.com

Posting Komentar

0 Komentar