Kemaksiatan Membutakan Hati


TintaSiyasi.com -- Sobat. Akibat lain dari perbuatan maksiat adalah ia akan membutakan hati. Jika tidak sampai dibutakan olehnya, paling tidak pandangan nuraninya pasti akan dilemahkan olehnya. Jika hati sudah buta dan lemah maka ia tidak akan mengenal hidayah. Demikian juga akan melemah pula kekuatannya untuk menerapkan hidayah itu terhadap dirinya atau orang lain, mengingat ia telah melemahkan pandangan batinnya juga kekuatannya.

يُثَبِّتُ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱلۡقَوۡلِ ٱلثَّابِتِ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِۖ وَيُضِلُّ ٱللَّهُ ٱلظَّٰلِمِينَۚ وَيَفۡعَلُ ٱللَّهُ مَا يَشَآءُ (٢٧)

Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” ( QS. Ibrahim (14) : 27).

Sobat. Dalam ayat ini, Allah SWT menjelaskan bahwa Dia meneguhkan orang-orang yang Mukmin dengan ucapan-ucapan yang baik dan teguh, baik dalam kehidupan di dunia ini, maupun di akhirat. Dengan demikian, ada hubungan timbal balik antara iman dengan ucapan yang baik dan teguh. Iman mendorong seseorang untuk senantiasa menggunakan ucapan yang baik dan teguh. Sebaliknya, ucapan yang baik itu dapat memelihara keteguhan iman seseorang.

Sobat. Dalam ayat ini selanjutnya, Allah SWT menegaskan bahwa Dia membiarkan sesat orang-orang yang zalim dan yang suka berbuat menurut kehendaknya sendiri, tanpa mengabaikan peraturan yang benar, antara lain ialah mengucapkan kata-kata yang buruk yang mengajak kepada kekafiran, kemusyrikan, kemaksiatan, dan sebagainya.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menyatakan bagaimana seseorang akan diberi anugerah husnul khatimah jika Allah menjadikan hatinya lengah dari berzikir kepada-Nya, namun justru mengikuti hawa nafsunya, sedangkan urusannya melampaui batas? Sungguh teramat jauh dari husnul khatimah seorang yang hatinya jauh dari Allah, lengah dari-Nya, diperbudak oleh hawa nafsunya, menjadi tawanan syahwatnya, lidahnya kering dari menyebut nama-Nya, serta raganya tidak menunaikan ketaatan kepada-Nya, justru sibuk bermaksiat kepada-Nya.

Sobat. Ketaatan akan menyinari hati dan membuatnya terang. Juga menjadikannya bersih cemerlang, serta menguatkan dan meneguhkannya, sehingga ia menjadi seperti sebuah cermin yang sangat bening, jelas nan bersih sehingga bisa memantulkan cahaya. Jika setan mendekatinya maka ia akan terkena cahayanya sebagaimana semburan api (bintang) cemerlang yang menghalau setan yang suka mencuri-curi berita langit. Setan akan sangat ketakutan terhadap jenis hati seperti ini melebihi ketakutan srigala terhadap singa.

وَمَن يَعۡشُ عَن ذِكۡرِ ٱلرَّحۡمَٰنِ نُقَيِّضۡ لَهُۥ شَيۡطَٰنٗا فَهُوَ لَهُۥ قَرِينٞ وَإِنَّهُمۡ لَيَصُدُّونَهُمۡ عَنِ ٱلسَّبِيلِ وَيَحۡسَبُونَ أَنَّهُم مُّهۡتَدُونَ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَنَا قَالَ يَٰلَيۡتَ بَيۡنِي وَبَيۡنَكَ بُعۡدَ ٱلۡمَشۡرِقَيۡنِ فَبِئۡسَ ٱلۡقَرِينُ وَلَن يَنفَعَكُمُ ٱلۡيَوۡمَ إِذ ظَّلَمۡتُمۡ أَنَّكُمۡ فِي ٱلۡعَذَابِ مُشۡتَرِكُونَ (٣٦)- (٣٩)

Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al-Qur'an), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk. Sehingga apabila orang-orang yang berpaling itu datang kepada kami (di hari kiamat) dia berkata: "Aduhai, semoga (jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara masyrik dan maghrib, maka syaitan itu adalah sejahat-jahat teman (yang menyertai manusia). (Harapanmu itu) sekali-kali tidak akan memberi manfaat kepadamu di hari itu karena kamu telah menganiaya (dirimu sendiri). Sesungguhnya kamu bersekutu dalam azab itu." (QS. Az-Zukhruf (43) : 36-39).

Sobat. Dalam ayat ini ditegaskan bahwa siapa yang berpaling dari peringatan dan pengajaran Allah, yaitu membutakan hatinya untuk beriman dan mempercayai ajaran-ajaran-Nya yang terdapat dalam Al-Qur'an, maka setan akan selalu menemaninya dan akan selalu berupaya membawanya kepada kesesatan, sehingga Allah akhirnya akan menjadikan setan itu menjadi teman setianya. 

Menurut az-Zajjaj, maksud ayat ini adalah bahwa siapa yang berpaling dari Al-Qur'an dan tidak mau mengikuti petunjuk-petunjuk yang terdapat di dalamnya, setan akan terus-menerus menggodanya sampai ia terjerumus ke jalan yang sesat, karena itu ia pasti akan mendapat siksaan Allah. Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah ada salah seorang dari kalian melainkan didampingi oleh pendamping dari golongan jin." (Riwayat Muslim).

Sobat. Di dalam ayat lain Allah berfirman bahwa orang yang selalu mengingkari ayat-ayat Allah, maka hati dan pandangan mereka akan dibolak-balik oleh Allah sehingga mereka tidak jadi beriman dan tetap dalam kesesatan mereka:
Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti pertama kali mereka tidak beriman kepadanya (Al-Qur'an), dan Kami biarkan mereka bingung dalam kesesatan (al-An'am/6: 110).

Sobat. Manusia yang sesat akan berbuat dosa, lalu semakin ia bergelimang dosa, semakin tertutup hatinya sehingga tidak mungkin lagi beriman dan berbuat baik, sebagaimana sabda  
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya seorang mukmin jika berbuat dosa niscaya ada titik hitam di dalam hatinya, jika ia bertobat dan meninggalkan dan memohon ampun niscaya hatinya kembali bersih. Namun jika dosanya bertambah, niscaya bertambah titik hitam tersebut sehingga meliputi hatinya." (Riwayat Ahmad).

Sobat. Dalam ayat selanjutnya diterangkan konsekuensi menjadikan setan sebagai teman, yaitu bahwa setan itu akan selalu berupaya menghalangi mereka untuk menemukan jalan yang benar, yaitu mengimani ajaran-ajaran Allah yang terdapat di dalam Al-Qur'an. Mereka akhirnya memang tidak menemukan jalan yang benar itu, tetapi merasa bahwa jalan sesat yang mereka tempuh adalah benar, dan kebenaran ayat-ayat Al-Qur'an yang disampaikan kepada mereka adalah salah. Begitulah hebatnya kekuasaan setan atas diri orang itu.

Sobat. Dalam ayat selanjutnya diterangkan nasib manusia yang bersahabat dengan setan itu di hari akhirat ketika menghadap Allah. Di saat itulah orang itu baru menyadari bahwa ia telah disesatkan oleh setan-setan itu. Di hadapan Allah ia menyesali mengapa ia terlalu dekat dengan setan-setan itu sewaktu di dunia. Ia menyesal mengapa waktu di dunia dulu mereka dengan setan itu tidak berjauhan sebagaimana jauhnya Timur dan Barat, yaitu seperti antara satu ujung dengan ujung yang lainnya. Tetapi penyesalan itu tidak berguna, karena dunia sudah digulung dan tidak akan mungkin dikembalikan lagi. 

Di akhirat setan-setan yang menjadi teman-teman setia mereka waktu di dunia akan meninggalkan mereka. Di depan Allah setan-setan itu mengingkari persahabatan dan berlepas tangan, sebagaimana diinformasikan dalam Surah Ibrahim ayat 22.
 
Dan setan berkata ketika perkara (hisab) telah diselesaikan, "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku tidak dapat menolongmu, dan kamu pun tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu." Sungguh, orang yang zalim akan mendapat siksaan yang pedih." (QS. Ibrahim/14: 22).

Demikianlah, setan-setan jelas merupakan teman yang paling jahat: di dunia mereka merayu, tetapi di akhirat mereka berlepas tangan bahkan menjerumuskan manusia.

Selanjutnya Allah menegaskan kepada mereka bahwa bagaimana pun penyesalan mereka dan apa pun alasan mereka tidak akan diterima. Hal itu karena mereka telah berbuat aniaya, yaitu tidak mengimani-Nya dan tidak menjalankan perintah-perintah-Nya. Mereka akhirnya akan dijebloskan ke dalam neraka bersama setan-setan teman-teman mereka itu. []


Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
CEO Educoach, Penulis Buku Goreskan Tinta Emas, Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo, Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Posting Komentar

0 Komentar