Al-Qur’an Adalah Sumber Keberkahan

TintaSiyasi.com -- Sobat, dalam keberkahan, seisi bumi  adalah  tempat bersujud, samudera raya adalah air wudhunya, dan debu-debu  menjadi tayamum penggantinya. Setiap serba-serbi di seisi bumi mengandung kebaikan  yang bertingkat-tingkat. Ada yang umum, ada pula yang khusus.

Sobat,  kita semua  akan  mengalami tiga tahapan: hari di mana kita dilahirkan, hari di mana kita wafat, dan hari di mana kita akan dibangkitkan dan hidup abadi di akhirat. Sebagaimana di sebutkan dalam QS Maryam ayat 33 :

وَٱلسَّلَٰمُ عَلَيَّ يَوۡمَ وُلِدتُّ وَيَوۡمَ أَمُوتُ وَيَوۡمَ أُبۡعَثُ حَيّٗا (٣٣)
 
Dan Kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaKu, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali." (QS. 19 : 33).

Dan  momen penentuan apakah kita selamat di dunia dan di akhirat adalah sangat ditentukan amal kita di antara titik di mana kita dilahirkan dan titik di mana kita wafat, itulah hidup di dunia yang singkat dan fana. Kalau 1 hari di akhirat selama 50.000 tahun maka kalau kita dikasih umur 70 Tahun itu sama dengan 2 menit 1 detik menurut waktu akhirat. Undangan kebaikan dari Allah di antara dua titik itu sangat banyak tinggal bagaimana kita meresponnya? Apalagi Allah telah memberikan manual book berupa petunjuk dan penjelas yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Sobat, Allah SWT adalah  sumber  dari segala  sumber  kebaikan, kelanggengan, dan berkembangnya nikmat dalam keberkahan hidup. Demikian pula firman-Nya  adalah gapaian tertinggi  manusia dalam  memburu  berkah. Allah sendiri yang menyebut Al-Qur’an  sebagai mubarak, yakni yang diberkahi  dan penuh keberkahan.  Ada 4 tempat penyebutan Mubarak untuk Al-Qur’an dalam pewahyuan.

Tempat pertama dan kedua  ada di QS  al-An’aam ayat 155 dan 92 :

وَهَٰذَا كِتَٰبٌ أَنزَلۡنَٰهُ مُبَارَكٞ فَٱتَّبِعُوهُ وَٱتَّقُواْ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ  (١٥٥)
 
Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, Maka ikutilah Dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.” (QS 6 : 155).

وَهَٰذَا كِتَٰبٌ أَنزَلۡنَٰهُ مُبَارَكٞ مُّصَدِّقُ ٱلَّذِي بَيۡنَ يَدَيۡهِ وَلِتُنذِرَ أُمَّ ٱلۡقُرَىٰ وَمَنۡ حَوۡلَهَاۚ وَٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡأٓخِرَةِ يُؤۡمِنُونَ بِهِۦۖ وَهُمۡ عَلَىٰ صَلَاتِهِمۡ يُحَافِظُونَ (٩٢)
 
Dan ini (Al-Qur'an) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan Kitab-Kitab yang (diturunkan) sebelumnya  dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Makkah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al-Qur'an) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya.” (QS. 6 : 92).

Sobat, Al-Qur’an  menjelaskan  segala  sesuatu  yang dihajatkan manusia  bagi kemaslahatannya, secara duniawi maupun ukhrawi. Sungguh ia adalah wujud Rahmat Allah bagi hamba-hamba-Nya. Ia  menjadi  obat  penyembuh bagi penyakit hati maupun jasmani. Ia adalah ruh yang  mengisi tiap  hidup yang penuh makna lagi bermanfaat.

Sobat, Imam Al-Alusi dalam tafsir Ruhul Ma’ani beliau menjelaskan, “Al-Qur’an disebut Mubarak yaitu banyak faedah dan manfaatnya, yang berguna bagi  manusia dalam urusan dunia dan akheratnya, serta  mengandung ilmu dari orang yang terdahulu dan terkemudian”. Ibnu Qayyim mengatakan, “Al-Qur’an lebih berhak untuk menyandang nama Mubarak, yang penuh berkah karena disebabkan sempurnanya kebaikan di dalamnya dan berlimpah manfaat yang  mengalir darinya dalam berbagai segi”.

Tempat ketiga ada di QS Al-Anbiyaa’ ayat 50 :

وَهَٰذَا ذِكۡرٞ مُّبَارَكٌ أَنزَلۡنَٰهُۚ أَفَأَنتُمۡ لَهُۥ مُنكِرُونَ (٥٠)
 
Dan Al-Qur'an ini adalah suatu kitab (peringatan) yang mempunyai berkah yang telah Kami turunkan. Maka Mengapakah kamu mengingkarinya?” (QS. 21 : 50).

Benarlah wahai sobat, Al-Qur’an menjadi sarana  Allah membimbingkan hidup yang paling hidup bagi hamba-Nya. Sejauh apa hati  kita akrab  dengan Al-Qur’an, sebesar itu pula daya hidup ruhnya  menghadapi berbagai ujian. Ruh  yang kurang asupan Al-Qur’an akan  sakit, dan yang tak pernah  mendapat  makanan dari sang firman akan sekarat. Maka Rasulullah adalah sehebat-hebat manusia dalam menanggung  beban  ujian untuk diri, dan bahkan beban-beban umatnya. Sebab di dalam dadanya, Al-Qur’an  itu hidup memesrai ruh  pengabdiannya. Subhanallah!

Sobat, apakah kita tidak  mentadabburi Al-Qur’an? Sedangkan Abu bakar Ash-Shiddiq  pernah mengatakan, “Jika tali kekang untaku hilang, niscaya kan kutemukan  jawabnya di dalam kitabullah”. Maka  apakah kita tidak  mentadabburi  Al-Qur’an? padahal Umar Al-Faruq  menegaskan bahwa ialah penjawab  setiap tanya, penghapus segala syak, dan penepis  semua keraguan dalam dada. 

Sobat, apakah kita  tidak  mentadabburi Al-Qur’an?  Sedangkan Ustman bin Affan menasihatkan, “Seandainya hati kita bersih  dan berkesucian, takkan pernah kenyang  dan bosan kepada Al-Qur’an”. Apakah kita  tidak  mentadabburi Al-Qur’an?  Sedangkan saydina Ali pintu kota ilmu menyebutnya sebagai sebenar-benar ucapan, sedalam-dalam makna, sefasih-fasih kalam dan seindah-indah ungkapan.

Tempat ke-empat ada di QS Shaad ayat 29 :

كِتَٰبٌ أَنزَلۡنَٰهُ إِلَيۡكَ مُبَٰرَكٞ لِّيَدَّبَّرُوٓاْ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ (٢٩)
 
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (QS 38 : 29).

Inilah Al-Qur’an  induk dari segala serba-serbi  kebaikan  dan keberkahan  seisi bumi. Kebenaran yang turun dan datang dengan benar, dan mengajak kepada kebanaran. Ia membedakan mana yang haq dan bathil. Cahaya yang menyingkap segala gelap dan menjelaskan semua hakekat. Inilah Al-Qur’an  yang jika suatu kaum  membaca dan  mengkajinya di rumah Allah; maka rahmat dicurahkan, malaikat menaungkan sayap-sayapnya, sakinah turun kedalam hati mereka dan Allah mengampuni segala dosanya.

Sobat, Inilah Al-Qur’an  yang al-Fatihahnya  menjadi pengasas  raka’at shalat kita, Al-Baqarahnya  gemerlap tak tertandingi oleh para penyihir, Ali ‘imrannya  bersinar, Al-Kahfinya  memberi cahaya, Al-Mulknya  memelihara  dari fitnah kubur, hingga al-ikhlas, al-falaq, dan An-naasnya  menjadi penjaga paripurna.

Salam dahsyat dan luar biasa ! Allahu Akbar ! []


Oleh: Dr. N. Faqih Syarif H, M.Si. 
CEO Educoach, Spiritual Motivator, Penulis buku The Power of Spirituality – Meraih Sukses Tanpa Batas

Posting Komentar

0 Komentar