Pelarangan Hijab di Sekolah India: Inikah Bentuk Rasisme dan Islamofobia?


TintaSiyasi.com -- Tak disangka, Muskaan Khan seorang Muslimah di India berhasil mewakili suara mahasiswi Muslim di sana. Sekalipun hijab yang ia kenakan diejek oleh segerombolan laki-laki. Tetapi, atas keberaniannya ia memekikkan takbir di hadapan gerombolan lelaki itu telah menghisap perhatian publik dan mengingatkan kezaliman rezim India. 

Sungguh ironis sebuah negara tidak bisa menjaga hak asasi manusia (HAM) Muslim di sana. Hijab adalah bagian dari syariat Islam. Yang diwajibkan memakainya adalah seorang Muslim. Lalu, mengapa pemerintah India melarang Muslimah memakainya ketika sekolah? Padahal, namanya negara wajib memberikan pendidikan kepada rakyatnya?

Patut diduga apa yang dilakukan oleh pemerintah India adalah bentuk rasisme. Rasisme adalah perbedaan perilaku dan ketidaksetaraan berdasarkan SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) dan asal-usul seseorang yang membatasi atau melanggar hak dan kebebasan seseorang. 

Hanya karena keyakinannya berbeda dengan mayoritas agama di sana, umat Islam dipaksa untuk meninggalkan syariatnya yang wajib. Inilah bentuk penindasan yang nyata. Umat Islam dipaksa melanggar perintah Tuhannya. Sedihnya tidak ada yang berani membela secara nyata menundukkan kesombongan penguasa India.

Tidak hanya itu, islamofobia akut yang diidap pemerintah India telah menguasai mereka untuk berlaku zalim kepada kaum Muslim. Buktinya, Muslimah yang ingin sekolah, harus menanggalkan hijabnya. Hal itu sebenarnya menuai protes dan kecaman dari dunia Islam, negara-negara OKI memprotes sikap India atas hal itu. Begitu pun Amerika serikat. Tetapi, semua hanya memprotesnya. Sampai hari ini India masih arogan dengan kebijakan zalimnya. 

Sebenarnya hal ini membuktikan bahwa banyaknya umat Islam di dunia yang tersekat-sekat oleh nation state tidak mampu menolong saudaranya yang dizalimi penguasa di sana. Umat Islam harus bersatu dalam satu naungan. Dan hanyalah Khilafah Islamiah yang mampu mewujudkan semua itu. Dengan khilafah umat memiliki penjaga kehormatan dan jiwanya.

Oleh karena itu, umat Islam perlu memahami hal ini, agar bersatu, berjuang, dan mengupayakan kembali kehidupan Islam dengan tegaknya khilafah Islam yang kedua. Sekalipun posisi umat Islam sekarang sedang dihujani dengan narasi-narasi sampah yang dibuat Barat dan sekutunya. Umat Islam harus bangkit, bangkit bersatu memperjuangkan kemuliaan Islam. Wallahu a'lam.[] Ika Mawarningtyas

Posting Komentar

0 Komentar