Pemred TintaSiyasi.com Beberkan Peran Jurnalistik dalam Dakwah


TintaSiyasi.com -- Pemimpin Redaksi (Pemred) TintaSiyasi.com Ika Mawarningtyas membeberkan peran jurnalistik dalam dakwah. "Tujuan dakwah lewat jurnalistik adalah untuk memenangkan opini Islam," katanya dalam Kajian Tematik: Penyeru Kebaikan di Era Digital, Ahad (26/12/2021) di YouTube Ngaji Subuh.

Ia mengutip pendapat Alvin Toffler, untuk menguasai dunia, harus bisa menguasai informasi, jurnalistik, dan yang berkaitan dengan itu. Apalagi jika umat Islam ingin opini Islam menguasai dunia, katanya, umat Islam harus terjun dakwah di media sosial.

"Contohnya ada tukang mebel berpakaian baju putih, karena disiarkan di berbagai media dan didukung oleh banyak influencer telah berhasil membuatnya berkuasa," katanya.

Begitu pun, di media, ia ungkap, banyak beredar informasi atau berita-berita hoaks yang menjebak warganet jika tidak teliti. Menanggapi banyaknya berita hoaks, ia katakan, harus mampu menyeleksi berita itu benar adalah mengambil situs yang kredibel.

“Yang jelas dalam menyeleksi berita itu benar adalah mengambil situs yang kredibel sebagaimana media mainstream,” ujarnya.

Menurutnya, ketika membaca situs yang harus dilihat adalah faktanya. “Karena memang situs itu berfungsi mengambil fakta,” ucapnya.

Faktanya, ia melanjutkan, harus memahami opini mainstream tersebut. “Opini yang sedang digiring dan di framing bahwa ini benar-benar berita,” tegasnya.

Ia pun mengungkapkan, suatu peristiwa yang terjadi harus direkonstruksi. “Harus disikapi dengan pandangan Islam,” tanggapnya.

Selain itu, tutur Ika, untuk menyeleksi berita dalam sebuah media bisa memakan kurun waktu yang cukup lama. “Sehingga tau bahwa media ini adalah abal-abal atau media terpercaya,” jelasnya.

Ia juga menerangkan, ada media hoaks yang terkesan murahan. “Kurang kredibel dari sumber menggali informasi atau menggali berita,” bebernya.

Media hoaks menurut Ika, biasanya suka meniru nama hampir mirip-mirip seperti media mainstream dan mengecoh. “Tetapi, di belakangnya bukan dot co dot id (.co.id) melainkan (xyz) ini ada,” papar Pemred itu.

Banyak berita-berita tambahnya lagi, yang di share lewat media. “Orang-orang memandang itu benar, karena banyak yang share. Padahal, isinya belum tentu benar, tetapi sesungguhnya adalah hoaks,” pungkasnya.[] Mariyam Sundari

Posting Komentar

0 Komentar