Westernisasi Arab Saudi: Inikah 'Hidden Agenda' Neojahiliah Hijaz Abad Ini?


TintaSiyasi.com -- Hijaz merupakan sebuah wilayah di sebelah barat laut Arab Saudi; kota utamanya merupakan Jeddah, namun wilayah ini lebih dikenal sebagai tempat terletaknya kota suci Makkah dan Madinah. Sebutan lainnya adalah Haramain, adalah istilah penyebutan kota Makkah dan Madinah, bukan Arab Saudi, yang merupakan dua kota suci umat Islam yang harus dijaga, dibela, dimuliakan dan didoakan.

Begitulah Arab Saudi dikenal. Tapi, hal yang patut untuk disayangkan. Semakin ke sini kondisi Arab Saudi sebagai penjaga kota suci semakin lama semakin jauh dari Islam. Pasalnya, selain menerapkan sistem pemerintahan yang tidak sesuai Islam, kini kondisinya semakin kebarat-baratan.

Lebih cocok lagi dianggap semakin terjadi westernisasi ekstrim di sana. Baru-baru ini mereka sedang menyelenggarakan acara-acara megah, mewah, dan meriah di Arab Saudi yang bernafaskan liberal dan hedonisme. Makin ke sini Arab semakin masuk ke arus westernisasi secara sempurna.

Dikutip dari travel.detik.com (30/10/2021), Arab Saudi sedang 'bakar duit'. Sebelumnya Riyadh Season 2021, pekan ini sedang berlangsung pesta muda-mudi besar-besaran, Global Flock Festival.

Festival multinasional terbesar itu dibuka pada Rabu (27/10/2021) dan akan dibuka hingga 9 November mendatang. Dalam rentang waktu itu, festival ini akan dibuka dari pukul 16.00 sore hingga tengah malam. Selain festival, negeri padang pasir itu juga sedang membuka taman hiburan musiman.

Padahal sebelumnya, telah digelar pembukaan Riyadh Season 2021. Riyadh Season merupakan festival seni budaya yang dilaksanakan mulai Rabu (20/10/2021). Acara tersebut diselenggarakan oleh General Entertainment Authority dan berlangsung hingga Maret 2022.

Kurang lebih ada 7.500 acara yang akan meramaikan Riyadh Season. Jenisnya juga beragam, mulai dari musik, seni, makanan, hingga olahraga. Riyadh Season diadakan di area seluas 5,4 juta meter persegi dan dibagi ke dalam 14 zona tematik. Beberapa di antaranya adalah pusat makanan dan keluarga Boulevard Riyadh City, distrik perbelanjaan mewah Via Riyadh, area rekreasi keluarga Winter Wonderland, bukit gurun pasir Riyadh Oasis, dan pusat budaya Khalooha.

Salah satu acara yang paling ditunggu adalah 70 konser yang menampilkan artis lokal dan internasional. Pada Parade Pembukaan Riyadh Season, rapper Pitbull sukses mengguncang panggung Boulevard Riyadh City. Tak sampai di situ, untuk orang-orang yang doyan party, Riyadh Season juga akan menyuguhkan festival musik bertajuk Soundstorm. Acara ini berlangsung mulai 16-19 Desember 2021. Para pengisinya adalah Deadmau5, Tiesto, Steve Aoki, DJ Snake hingga Jeff Mills.

Betapa glamor dan hedonisnya acara yang sekarang digelar di sana. Padahal Arab Saudi dikenal sebagai kota suci karena di sana ada haramain. Ironis, negara yang di sana ada haramain tapi menyelenggarakan acara yang bertentangan dengan ajaran Islam, bahkan Arab Saudi telah membangkitkan budaya jahiliah.

Mengungkap di Balik Westernisasi dan Hidden Agenda Neojahiliah Hijaz Abad Ini

"Jika kalian ingin menerapkan syariat Islam, keluar dari Indonesia, pergi saja ke Arab!" nyinyir mereka kepada pejuang Islam. Banyak yang mengira Arab Saudi adalah negara Islam, tapi ternyata Arab Saudi hanyalah negeri Islam. Karena jika dikatakan negara Islam, seharusnya Arab Saudi menerapkan sistem Islam secara kaffah dalam bingkai khilafah. Tetapi faktanya, tak begitu. Arab Saudi dengan sistem kerajaannya makin ke sini makin liberal.

Mengutip dari tirto.id (23/9/2020), pecah-belah Timur Tengah pada 16 Oktober 1916, Lawrence atas perintah Inggris menemui tiga putra Sharif Hussein yaitu Ali, Abdullah, dan Faisal. Lawrence berusaha mendekati secara personal anak-anak sang emir, terutama Faisal, yang dinilai sebagai calon terbaik untuk memimpin Revolusi Arab. Di sinilah peran krusial Lawrence bermain. 

Ia benar-benar membaur dengan kehidupan orang Arab agar bisa menarik hati Faisal dan saudara-saudaranya. Lawrence mempelajari Islam, sering menghadiri majelis kajian agama, berpakaian Arab, dan mengucapkan salam (Claire Chambers, Britain Through Muslim Eyes, 2015). 

Lawrence pun akhirnya terlibat dalam banyak insiden melawan Turki Ottoman yang terjadi berbagai tempat. Ia menjadi penasihat militer kepercayaan Faisal. Pengaruh Lawrence amat strategis sehingga orang-orang Arab segan dan mendengar saran-sarannya dengan penuh kepercayaan. 

Dibantu persenjataan oleh Inggris dan dikawani oleh Lawrence, militer Hejaz memperoleh rentetan kemenangan atas Turki Ottoman dalam peperangan sepanjang tahun 1916-1918. 

Peran Lawrence tidak hanya di Makkah atau Madinah, ia juga menjadi aktor kemenangan di berbagai tempat lain, termasuk Suriah dan Mesir. Salah satunya adalah Pertempuran Damsyiq yang berhasil merebut Damaskus dari penguasaan Turki Ottoman. 

Lawrence pula yang dengan cerdiknya mengusulkan agar orang Turki dibiarkan melakukan pengepungan Madinah agar militer Arab bisa merusak jalur kereta api yang menghubungkan Turki dengan Hijaz. 

Jalur yang dibangun untuk memudahkan, terutama, perjalanan haji dari Turki ini sangat strategis karena menjadi alat transportasi logistik tentara Turki. Begitu jalur kereta bisa dirusak dan diganggu, kekuatan Turki pun pelan-pelan merosot. 

Seluruh pasukan Turki Ottoman akhirnya berhasil dipukul mundur pada 27 September 1918. Itu berarti, misi Inggris (bersama Prancis) untuk menguasai Jazirah Arab hampir pasti tercapai, berkat andil besar Lawrence, yang segera pulang ke Inggris setelah tugasnya selesai. 

Sharif Hussein akhirnya berkuasa penuh di Hijaz dan tidak lagi menjadi bawahan Turki. Setelah meninggal pada 1924, ia digantikan oleh anak tertuanya, Pangeran Ali. 

Sedangkan Pangeran Faisal menjadi penguasa di Irak dan Suriah (dikenal dengan nama Faisal I of Iraqi) dan anaknya yang lain, Pangeran Abdullah, menjadi penguasa di Jordan (terkenal dengan nama Abdullah I of Jordan). Namun kekuasaan klan tersebut mulai diganggu oleh Bani Saud yang berkuasa di Nejd. 

Bani Saud yang sempat berkuasa di Hijaz sejak abad-17, mengincar kekuasaan Hussein Ali di Hijaz dan, lagi-lagi, mereka mendapatkan bantuan Inggris. Ia memulai kampanyenya dengan menaklukkan Riyadh. Pada 1926, di bawah kepemimpinan Abdul Azis, Bani Saud kembali menguasai Hijaz. Keturunan Sharif Hussein pun tersingkir dari Makkah dan Madinah. 

Pada 23 September 1932, tepat hari ini 88 tahun silam, Abdul Azis mendeklarasikan nama Arab Saudi sebagai nama kerajaan yang merupakan gabungan Hijaz dan Najd. Ia pun menjadi raja Arab Saudi pertama. Raja Salman yang pernah berkunjung ke Indonesia adalah raja ketujuh Arab Saudi.

Dari paparan di atas dapat kita ketahui beberapa hal. Pertama, ada upaya kafir penjajah memecah belah kekhilafahan Islam. Jejak penjajah kafir Inggris dalam memecah belah kekhilafahan sangat kentara sekali. Ketika sebuah negeri Islam telah lepas dari khilafah Islam, mereka meracuni dengan paham-paham Barat.

Kedua, kafir penjajah melakukan westernisasi di negeri-negeri Islam. Sebagaimana yang terjadi di Arab Saudi sekarang tentunya tidak terlepas dari peran kapitalisme global dalam melakukan westernisasi radikal di sana. 

Sebagaimana yang dikutip dalam surah Al-Baqarah ayat 120: Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).” Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah.

Kebencian kaum kafir kepada umat Islam begitu nyata. Jika umat Islam tidak sampai secara nyata pindah agama, mereka terus menebarkan ideologi sesatnya, yaitu, kapitalisme sekuler. Lebih-lebih dunia berada di bawah payung kapitalisme global, tentunya ideologi inilah yang dipropagandakan supaya umat Islam yang semula dalam kesatuan khilafah Islam menjadi tercerai berai. 

Ketiga, menghembuskan nation state (nasionalisme). Penjajah pembawa kapitalisme global juga mengkampanyekan nation state (nasionalisme) supaya umat Islam dirasuki jiwa ashabiyah (fanatisme golongan) dan lama-kelamaan memisahkan diri dari kekhilafahan Islam.

Keempat, menghancurkan kekhilafahan Islam. Khilafah Turki Utsmani telah berhasil dihancurkan kaum kafir penjajah pada tanggal 3 Maret 1924. Yaitu, ketika pemerintahan Turki di bawah Mustafa Kemal Ataturk antek Inggris mencabut sistem khilafah dan mengganti dengan demokrasi sekuler. Pun mereka akhirnya telah berhasil, menyekulerkan umat Islam dan memecah belah umat Islam di berbagai belahan dunia. Sudah umat Islam tak punya khilafah Islam yang menyatukan, kafir penjajah terus menghembuskan pemahaman-pemahaman kufur mereka.

Kelima, menjadikan penguasa negeri-negeri Islam boneka penjajah. Belum puas menjauhkan umat Islam dari hukum-hukum Islam, yang dilakukan oleh penjajah gaya baru adalah menjadikan penguasa negeri Muslim antek mereka. Bukan hanya ingin menghancurkan umat Islam, tetapi juga untuk merampok sumber daya alam (SDA) yang melimpah di negeri-negeri Muslim.

Keenam, menghalangi kebangkitan Islam. Kafir penjajah tak berhenti di situ. Jika umat Islam sudah hancur tercerai berai, mereka terus melakukan penghadangan terhadap kebangkitan Islam. Yaitu dengan melancarkan propaganda busuk mereka. Sebagaimana isu terorisme, radikalisme, dan ekstremisme yang diidentikkan dengan Islam.

Ketujuh, mereka melakukan penjajahan secara nyata kepada umat Islam. Contohnya yang dialami umat Islam di Uighur, Rohingya, Khasmir, Palestina, Suriah, Afghanistan, dan lain-lain. Umat Islam di sana tak lepas dengan hujan penyiksaan sampai mereka meninggal. Begitulah gambaran kejahatan penjajah Barat beserta antek-anteknya.

Umat yang hidup di zaman kegelapan atau jahiliah telah diselamatkan dengan datangnya Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Namun, banyaknya umat yang abai dengan syariat Islam, hingga khilafah runtuh telah mengundang zaman jahiliah itu kembali. Zaman kegelapan dan kebodohan karena hilangnya kemuliaan Islam.

Betapa banyaknya manusia yang jadi hina dina ketika meninggalkan jalan Islam. Betapa banyaknya negara yang hancur karena meninggalkan hukum-hukum Islam. Adanya negeri-negeri Muslim sekarang tidak terlepas dari proyek dan hegemoni Barat penjajah. Sampai kapan kita begini? Sudah saatnya umat Islam bangkit berjuang mengembalikan perisai umat, yaitu Khilafah Islamiah.

Dampak Neojahiliah Hijaz terhadap Umat Islam

Hijaz sebagai tempat yang dimuliakan dan disucikan Islam, Makkah dan Madinah kini telah terkotori oleh rezim Arab yang semakin lama makin sekuler liberal. Budaya ketimuran yang identik dengan bangsa Arab, makin terkikis diiringi diabaikannya hukum Islam dan masuknya paham-paham jahiliah Barat. Yaitu, dari sekularisme hingga liberalisme dan berbagai pemikiran turunannya. Walhasil, hal tersebut berdampak kepada umat Islam di Hijaz maupun umat Islam di seluruh dunia. Dampak tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

Pertama, kehilangan kemuliaan. Jika umat Islam yang sudah dimuliakan dengan adanya Islam dan sekarang meninggalkan Islam, tentu mereka menjadi kehilangan kemuliaan. Umat Islam dipandang sebelah mata, dijadikan tumbal atas kerakusan kapitalisme global. 

Hal itu ditunjukkan bagaimana kondisi umat Islam di berbagai belahan dunia. Di negeri mayoritas, umat Islam menghadapi tirani minoritas yang senantiasa dijadikan pihak tertuduh dan salah. Sebagaimana yang terjadi di Indonesia. Walaupun umat Islam mayoritas, tapi yang kerap dituduh radikal intoleran adalah umat Islam. Hanya karena umat Islam mendakwahkan Islam kaffah, mereka dituduh intoleran. Belum lagi umat Islam yang menjadi minoritas, mereka tidak lepas dari penjajahan fisik, penyiksaan, dan pembantaian.

Kedua, tidak diterapkan syariat Islam secara kaffah. Syariat Islam yang seharusnya diterapkan umat Islam secara kaffah menjadi terbengkalai karena runtuhnya institusi Khilafah Islamiah. Inilah pangkal dari kerusakan yang ada di muka bumi ini. Ketika umat Islam kehilangan junnah/perisai umat Islam. Umat Islam hanya dijadikan sapi perah di mana saja ia berada, karena penguasaan penjajah begitu mengakar dengan ideologi dan sistem kufur kapitalisme.

Ketiga, umat Islam diatur dengan hukum-hukum kufur. Kembalinya hukum-hukum kufur berkuasa di muka bumi ini adalah bentuk kebodohan dan kejahiliahan secara nyata. Umat manusia yang seharusnya diatur dengan syariat Islam agar rahmat turun dari arah mana saja, kini tidak demikian yang terjadi. Bagaimana tidak? Aneka rupa kezaliman telah dipertontonkan di berbagai belahan dunia. Bayangkan banyak umat Islam yang kehilangan jati dirinya sebagai Muslim dan semakin larut dengan budaya-budaya neojahiliah yang dibawa Barat.

Neojahiliah yang mereka bawa adalah paham-paham sekularisme, liberalisme, kapitalisme, hedonisme, sosialisme, komunisme, pluralisme, marxisme, leninisme, dan segala bentuk -isme lainnya kecuali Islamisme.

Keempat, hilangnya Khilafah Islamiah dari muka bumi. Khilafah Turki Utsmani telah diruntuhkan Mustafa Kemal Ataturk antek Inggris. Sebab tak adanya khilafah, umat Islam menjadi tak ada pelindung dan kejahatan kapitalisme sekuler semakin brutal. Bahkan, dampak neojahiliah yang nyata adalah umat Islam memusuhi ajaran Islam itu sendiri. Tak segan-segan mereka mencap khilafah dengan narasi negatif. Sampai hari ini, kembalinya khilafah menjadi PR besar umat Islam. Umat Islam harus terus berjuang, tuntaskan perjuangan. Yaitu, hingga nyawa berhenti atau kemenangan dakwah Islam nyata di hadapannya.

Begitulah rentetan dampak neojahiliah Hijaz abad ini. Hijaz yang seharusnya jadi ibu kota umat Islam dalam menerapkan sistem Islam kaffah, sekarang Hijaz diatur dengan hukum-hukum kufur yang semakin menjauhkan mereka dari Islam.

Strategi Umat Islam Menghadapi Ancaman Neojahiliah Abad Ini

Satu-satunya cara menghadapi ancaman neojahiliah abad ini adalah dengan dakwah. Hanya dakwah yang mampu melawan berbagai bentuk kemungkaran yang ada di muka bumi ini.

Agenda jahat kaum kafir penjajah sudah lama dijalankan. Neojahiliah yang mereka emban senantiasa didengung-dengungkan agar umat kembali menjadi bodoh dan mudah mereka kendalikan. Bahkan, sampai sekarang. Mereka tak lelah dan tak tidur siang malam hanya untuk memerangi Islam. Entah itu yang mereka hadang, dakwah Islam, ajaran Islam, pendakwah Islam, dan lainnya semua diperangi untuk menghadang kebangkitan Islam.

Menghadapi hal tersebut, umat Islam tidak boleh diam saja. Karena cuma ada dia pilihan, diam tertindas atau bangkit melawan. Sebagai Muslim sejati harus melawannya. Secara sunnatullah, semakin kuat perlawanan kaum kafir penjajah kepada umat Islam, semakin dekat umat Islam kepada nashrullah (pertolongan Allah).

Satu-satunya cara melawan propaganda jahat AS adalah dengan dakwah. Umat Islam harus terus berdakwah dan berdakwah. Strategi dakwah untuk melawan propaganda dan agenda mereka adalah sebagai berikut. Pertama, dakwah secara individu. Dakwah hukumnya wajib bagi setiap Muslim. Oleh karena itu, umat Islam harus terus mendakwahkan Islam secara jujur dan keseluruhan kepada umat. Jangan mendakwahkan satu, menyembunyikan yang lain.  

Kedua, dakwah berjamaah. Ingat, pepatah ini, kejahatan yang tersistem bisa mengalahkan kebaikan yang tidak tersistem. Nah, dari situ perlu dipahami, dakwah harus berjamaah dan bareng-bareng. Tidak jalan seenaknya sendiri. Harus terkontrol dan tersistem dengan baik. Sehingga, kejahatan AS yang mereka lakukan bisa digagalkan.

Ketiga, dakwah negara. Menghadapi AS dan sekutunya harus apple to apple. Yaitu, dakwah Islam dalam satu komando negara. Oleh karena itu, umat Islam harus berupaya mengembalikan peradaban Islam dengan menegakkan Khilafah Islamiah. Karena hanya dengan khilafah, umat Islam bisa sejajar dan menghentikan kebiadaban AS dan sekutunya.

Umat Islam harus ingat, selemah apa pun umat Islam. Umat Islam memiliki Allah SWT. Selain itu, umat Islam sudah mengantongi bisyaroh kemenangan Islam. Maka, apa yang membuat ragu? Bagaimana pun buruknya kenyataan tetaplah memegang bara Islam dan berjuang untuk meraih keberhasilan dakwah. 

"Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya." (TQS. As-Saff Ayat 8)

Kembalinya khilafah yang kedua adalah janji Allah SWT dan bisyarah Rasulullah SAW, sebagaimana yang ada di hadis berikut ini. "Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian." (HR. Ahmad). Tetapi, bukan berarti umat Islam berpangku tangan menunggu tertunainya janji tersebut. Umat Islam harus berikhtiar mengembalikan sesuai metode yang telah Nabi Muhammad Saw contohkan.

Umat Islam harus melakukan dakwah baik individu maupun jamaah. Jamaah dakwah melakukan dakwah sesuai yang Nabi Muhammad Saw contohkan, yaitu sebagai berikut.

Metode tersebut tercermin dalam tiga tahapan: (1) pembinaan umat dengan karakter Islam (at-tatsqîf); (2) interaksi dengan umat (at-tafâ’ul), termasuk di dalamnya adalah pencarian dukungan dan pertolongan (thalab an-nushrah); (3) penerimaan kekuasaan dari pemilik kekuasaan (istilâm al-hukmi). Sunnah Nabi saw menunjukkan atas tiga tahapan tersebut dalam mendirikan khilafah Islam pertama kali di Madinah.

Pertama, pembinaan umat (at-tatsqif) adalah cara untuk mencetak kader-kader yang memiliki kepribadian Islam. Dalam pembinaan ini, dimulai dengan meluruskan akidah Islam dan kristalisasi akidah Islam dengan memberikan pemikiran dan pemahaman Islam yang benar dan lurus. Dari sini, nanti lahirlah umat yang memiliki pemahaman Islam yang ideologis sesuai dengan mabda Islam. Diharapkan dari sini akan lahir promotor pejuang khilafah sekaligus menjadi mercusuar umat dalam menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi umat.

Kedua, interaksi dengan umat (at-tafa’ul). Dakwah syariah dan khilafah harus disosialisasikan di tengah-tengah umat. Oleh karena itu, perlu berinteraksi dengan umat di berbagai kalangan, agar simpul umat dan umat secara keseluruhan menyadari pentingnya penegakkan khilafah. Interaksi dengan umat sekaligus juga mencari dukungan umat agar umat mau bersama-sama berjuang menegakkan khilafah.

Ketiga, penerapan kekuasaan Islam oleh pemilik kekuasaan (istilâm al-hukmi). Dakwah yang dicontohkan Nabi Muhammad Saw adalah dakwah dengan ahsan bil makruf, yaitu mengajak kebaikan dengan cara yang baik. Jadi, dari dua tahapan di atas diharapkan umat dan pemilik kekuasaan mau menerapkan syariah dalam bingkai khilafah. 

Ketiga tahapan di atas harus dilakukan dalam bentuk dakwah secara berjamaah. Karena dengan berjamaah, dakwah akan lebih terorganisir dan bertarget. Itulah pentingnya ada jamaah dakwah atau kelompok dakwah yang merealisasikan ketiga tahapan di atas. Sekalipun, tidak ada yang bisa menjawab kapan dan di mana khilafah tegak, umat Islam harus terus memperjuangkannya. Karena memperjuangkannya adalah tajul furudh atau mahkota kewajiban. 

Dengan tegaknya khilafah, segala bentuk aturan yang telah Allah SWT turunkan dapat diterapkan dalam segala aspek kehidupan. Dakwah Islam terutama khilafah sudah diperhitungkan di dunia. Karena hanya dengan ini, kezaliman bisa dihentikan dan keadilan dapat diwujudkan dalam aspek kehidupan. Inilah yang sebenarnya ditakuti oleh kaum kafir, munafik, atau pun fasik. Oleh karena itu, untuk mengembalikan khilafah harus mencontoh metode dari Nabi Muhammad Saw. Karena, hanya Nabi Saw yang berhasil dengan sukses menegakkan khilafah hingga berjaya selaam 13 abad.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Memang ada agenda Barat penjajah yang mengirimkan anteknya untuk memecah belah kekhilafahan Islam dulu. Barat penjajah melakukan westernisasi, pecah belah dengan nation state (nasionalisme), menghancurkan kekhilafahan Islam, menjadikan penguasa negeri-negeri Islam boneka, menghalangi kebangkitan Islam, dan menjajah negeri-negeri Islam. Betapa banyaknya manusia yang jadi hina dina ketika meninggalkan jalan Islam. Betapa banyaknya negara yang hancur karena meninggalkan hukum-hukum Islam. Adanya negeri-negeri Muslim sekarang tidak terlepas dari proyek dan hegemoni Barat penjajah. Sampai kapan kita begini? Sudah saatnya umat Islam bangkit berjuang mengembalikan perisai umat, yaitu Khilafah Islamiah.

2. Dampak neojahiliah umat Islam adalah sebagai berikut. Yaitu, hilangnya kemuliaan Islam, tidak diterapkan syariat Islam, umat Islam diatur dengan hukum-hukum kufur, dan hilangnya Khilafah Islamiah dari muka bumi. Begitulah rentetan dampak neojahiliah Hijaz abad ini. Hijaz yang seharusnya jadi ibu kota umat Islam dalam menerapkan sistem Islam kaffah, sekarang Hijaz diatur dengan hukum-hukum kufur yang semakin menjauhkan mereka dari Islam.

3. Strategi Islam melawan agenda neojahiliah Hijaz abad ini adalah dengan dakwah. Yaitu, dakwah individu, kelompok, dan negara. Umat Islam harus mengupayakan dan bersinergi dalam ketiga strategi tersebut. Terlebih lagi, janji kemenangan Islam itu nyata. Umat Islam harus bersemangat menunaikan dan mewujudkan janji kembalinya khilafah kedua yang sesuai manhaj kenabian. Umat Islam harus mengupayakan sesuai metode yang Nabi Muhammad Saw contohkan, pertama, pembinaan umat dengan karakter Islam (at-tatsqîf). Kedua, interaksi dengan umat (at-tafâ’ul), termasuk di dalamnya adalah pencarian dukungan dan pertolongan (thalab an-nushrah). Ketiga, penerimaan kekuasaan dari pemilik kekuasaan (istilâm al-hukmi).

Oleh: Ika Mawarningtyas
Analis Muslimah Voice dan Dosol Uniol 4.0 Diponorogo

#Lamrad
#LiveOpperessedOrRiseUpAgainst

Referensi: detik.com, tirto.id, dan Arief B. Iskandar, Islam dari Akar sampai Daun.

Posting Komentar

0 Komentar