TintaSiyasi.com -- Aktivis Muslimah Iffah Ainur Rochmah menegaskan bahwa solusi saat ini tidaklah cespleng dalam memberantas konten negatif di media, sehingga ia mengajak untuk menengok Islam.
"Kalau solusi sekarang tidak mumpuni, tidak cespleng, ayo kita tengok solusi Islam," ujarnya dalam Konten Media Makin Ngeri, Kenapa? di Live Discussion FP MuslimahNewsCom, Jumat (24/9/2021).
Ia menyebutkan beberapa jenis konten yang dianggap negatif, seperti prank, pornografi, eljibiti, perjudian, perdukunan/pesugihan, hoaks, misinformasi, hingga aksi kekerasan dan terorisme. "Inilah jenis-jenis konten yang disebut negatif, yang pada faktanya jumlahnya memang tidak sedikit," katanya.
Terkait hal ini, ia menilai upaya pemerintah untuk memberantas konten negatif media tidak cespleng karena berbenturan dengan banyak hal, di antaranya kebebasan individu dan kepentingan materi.
"Pemerintah sendiri mau lebih tegas, tapi berbenturan dengan kebebasan individu. Pemerintah sendiri tidak bisa memberantas ‘produsennya’ (konten negatif, red.) karena posisi tawar yang kuat. Mereka lobi-lobi juga kepada pengambil kebijakan, berharap keuntungan banyak, baik materi maupun nonmateri," jelasnya.
Ia juga menyatakan bahwa pemberantasan konten negatif tidak cukup dengan kampanye antikonten negatif atau regulasi represif, melainkan butuh perubahan sistemis. Oleh karenanya, menurutnya, solusi Islam pada konteks media yang negatif harus mulai dari mengganti asas masyarakat.
"Yang awalnya masyarakat sebagaimana hari ini masih dibingkai oleh pemikiran kebebasan, tidak boleh harusnya. Ini, kan, banyak konten negatif itu karena orang memang hidup dengan alasan hak asasi manusia, 'Saya memproduksi ini karena ya ini kebebasan saya, kebebasan berekspresi saya,' dan sebagainya," jelasnya.
Berdasarkan hal itu, lanjutnya, selama asasnya kebebasan, konten negatif media akan terus ada dan banyak yang mengonsumsinya.
"Karenanya, harus ganti dulu asasnya masyarakat menjadi (asas) ketaatan. Kalau masyarakatnya asasnya taat kepada Allah Ta'ala, mereka juga bisa dikasih tahu, itu ketaatan atau tidak," jelasnya.
Selanjutnya, harus menumbuhkan ketakwaan individu dalam perilaku, ekonomi, politik; serta mengatur interaksi masyarakat dengan landasan peduli kebaikan sesama manusia dan amar makruf nahi mungkar.
"Juga harus membuat regulasi media yang berprinsip memproduksi informasi yang benar dan mencerdaskan, dorongan beramal shalih meningkatkan pemahaman terhadap syariat, dan memberikan hiburan yang membangun jiwa seperti motivasi, skill menyelesaikan masalah, ruhiyah; serta memberi sanksi tegas pada pelanggar syarak dalam bidang ekonomi, pergaulan, dan politik," bebernya.
Ia pun menekankan, semua itu hanya bisa berjalan dalam tata politik yang kondusif, yakni Khilafah Islamiah. "Karenanya, saya mengajak sahabat semua untuk terus menyuarakan dalam setiap pembahasan kita, ketika kita tahu ini tidak bisa selesai kalau dengan regulasi yang didasarkan pada sekularisme pada sistem kapitalisme, yuk kita tawarkan, kita ajukan kalau solusi Islam itu bagaimana," tuntasnya. [] Suci Gizela Pertiwi
0 Komentar