Film JKDN II, Ustazah Yanti Tanjung: Bukti Politis Eratnya Hubungan Nusantara dengan Khilafah

TintaSiyasi.com-- Jelang premier film dokumenter Jejak Khilafah di Nusantara (JKdN) II pada Rabu 20 Oktober 2021, Pemerhati Anak dan Keluarga Ustazah Yanti Tanjung mengatakan, banyak sekali peninggalan-peninggalan sejarah yang jadi bukti politis eratnya hubungan antara Nusantara dengan khilafah. 

"Banyak sekali peninggalan-peninggalan bersejarah yang bisa dijadikan bukti bahwa secara politisasi Nusantara erat kaitannya dengan Khilafah Islamiah di Turki Utsmani," tuturnya kepada TintaSiyasi.com, Selasa (19/10/2021). 

"Islam cenderung diyakini masuk ke Nusantara dari pedagang Arab dan Gujarat tanpa menghubungkan bahwa para pedagang yang dimaksud adalah utusan dari negara khilafah untuk menyebarkan dakwah," tambahnya. 

Ia menyebutkan, beberapa contoh peninggalan-peninggalan sejarah tersebut seperti Alun-Alun, Masjid Agung, pengadilan, lapas dan seluruh kubah-kubah di seluruh Indonesia memiliki bentuk yang sama, yaitu bulan bintang di puncaknya. 

"Walaupun, akhirnya sudah dimodifikasi dengan arsitek Jawa, tetapi kubah dan simbol bulan bintang tersebut menurutnya mirip sekali dengan yang ada di Turki," jelasnya.

Film JKdN II kata Ustazah Yanti, sapaan akrabnya, hendak mengungkap tabir sejarah masuknya Islam ke negeri ini dengan mengaitkan hadirnya kekhilafahan yang telah memberikan kontribusi sangat besar. Ia menyatakan bahwa kontribusi sebesar itu hanya bisa dilakukan dengan kebijakan politik sebuah negara. 

"Film JKdN hendak mengungkapkan tabir sejarah masuknya Islam ke negeri kita ini dengan kehadiran khilafah pada saat itu yang berkontribusi sangat besar dan merata ke seluruh wilayah Nusantara. Dan itu hanya bisa dilakukan dengan kebijakan politik sebuah negara," ujarnya. 

Meskipun masih banyak yang memanjang kontroversi dengan kehadiran film JKdN. Namun, menurutnya, dapat mengungkap sejarah yang sesungguhnya. "Atau setidaknya kaum Muslim di Indonesia memiliki cara pandang berbeda dan benar dalam menilai masuknya Islam ke Nusantara merupakan kekayaan yang besar dan berharga," katanya.

Kehadiran film JKdN, ia nilai sangat penting. Yaitu, pentingnya umat Islam kembali kepada sistem politiknya yang agung dan memahami cengkraman politik kapitalisme demokrasi global yang berperan mengubur sejarah keagungan Islam di Nusantara. 

"Maka, mari kita menonton film JKdN ini. Jangan sampai menyesal. Karena melewatkannya sebuah kerugian sejarah," katanya. 

Ia mengajak generasi sekarang harus membuka mata selebar-lebarnya, karena sejarah Islam telah kabur dan sengaja dikubur dalam-dalam agar umat tidak kembali kepada entitas politik Islam yaitu Khilafah. 

"Islam sampai ke Indonesia bukanlah semata-mata penyebaran dakwah tanpa koordinasi politis, namun adanya kesultanan adalah sebagai wujud kekuasaan Islam di wilayah Nusantara yang bermula dari Aceh Darussalam," tandasnya.[] M. Siregar

Posting Komentar

0 Komentar