Kehadiran Rasulullah SAW Adalah Nikmat Terbesar Kaum Muslim


Allah SWT telah menunjukkan kasih sayang dan kecintaan kepada hamba-Nya dengan mengutus para Rasul di tengah-tengah mereka. Para utusan ini juga berasal dari manusia itu sendiri, sehingga apapun yang dilakukan oleh utusan ini dapat ditiru oleh umatnya. 

Ucapan yang mengatakan bahwa tidak mungkin meniru para Rasul sangat berbahaya, bahkan ini adalah bisikan syaitan yang harus ditepis jauh-jauh. Karena bagi umat Islam, Rasulullah SAW diutus memang untuk ditiru dan diteladani. Karena Rasulullah SAW juga manusia biasa yang makan, minum, menikah, terluka, juga sifat manusia lainnya yang membawa ajaran Islam yang mulia untuk ditiru sebagaimana firman Allah SWT,

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ

Artinya: “Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu...” (TQS Al Ahzab: 21).

Bahkan menghadirkan Rasulullah SAW di tengah-tengah umat Islam merupakan nikmat yang luar biasa, sebagaimana Firman Allah SWT:

كَمَا أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولًا مِنْكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ

Artinya: “Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu Rasul  di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepadamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al Hikmah serta mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui.” (TQS Al Baqarah: 151).

Kata كَمَا pada kalimat كَمَا أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولًا مِنْكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِنَا menjelaskan sebagaimana bani Israel yang Allah SWT berikan nikmat baik dari banyaknya jumlah nabi yang diutus dari mereka, kemudahan yang Allah berikan, makanan terbaik manna salwa yang Allah SWT turunkan namun akhirnya mereka tetap mengingkari Allah SWT sehingga wajar mereka terlaknat dan disebut sebagai kaum kera yang hina. Maka ibrah besarnya adalah kaum Muslimin juga mendapatkan sebagaimana yang didapatkan oleh bani Israel yakni dengan mendapat utusan ataupun rasul yang berasal dari kalangan manusia itu sendiri dan itu merupakan nikmat.

Nikmat yang tidak terhingga karena nabi yang diutus ke kalangan kaum Muslim itu bertujuan untuk menciptakan Rahmatan lil ‘alamin hingga akhir zaman tatkala seluruh ajaran yang dibawanya dijalankan dengan dorongan takwa. Namun sebaliknya, merupakan dosa besar dan kesengsaraan jika menghina sekecil apapun syariat yang dibawanya. 

Kemudian وَيُزَكِّيكُمْ  bermakna bahwa apa yang dibawa oleh Rasulullah SAW bertujuan untuk membersihkan diri dari segala bentuk kesyirikan dalam menjalankan ketaatan kepada Allah SWT. Membersihkan diri dapat dibedakan menjadi thaharah lahiriah (fisik) yang nampak juga thaharah batiniah (hati) yang tidak terlihat.

Allah SWT telah mengeluarkan hamba-hamba-Nya melalui nabi Muhammad SAW dari berbagai kegelapan menuju cahaya Islam, وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ dengan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al Hikmah (Sunnah) termasuk وَيُعَلِّمُكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ mengajarkan kepada hamba-hamba-Nya apa-apa saja yang sebelumnya tidak mereka ketahui. Sehingga umat Nabi Muhammad SAW terlepas dari masa kejahiliyahan bahkan menjadikan mereka menjadi umat yang paling unggul dan mulia dibandingkan dengan umat lainnya.

Sehingga jelas sudah, bahwa kehadiran nabi Muhammad SAW adalah Nikmat besar yang tiada tara bagi umat manusia khususnya bagi umat Islam. Sehingga menjadikannya sebagai suri tauladan dalam kehidupan adalah sesuatu yang harus bahkan wajib dilakukan.[]

Oleh: Novida Sari, S.Kom
(Ketua Forum Muslimah Peduli Generasi Mandailing Natal)

Posting Komentar

0 Komentar