Ekonomi Syariah Terbukti Tangguh

Pandemi berefek langsung terhadap ekonomi dalam negeri. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam acara Seremonial Peresmian Center of Sharia Finance and Digital Economy (Shafiec) & Forum Nasional Keuangan Syariah, pada Jumat (12/3) mengatakan ekonomi dan keuangan syariah ternyata salah satu yang mampu bertahan di tengah guncangan krisis akibat pandemi. Hal tersebut dilihat dari rasio kecukupan modal atau CAR perbankan syariah hingga kredit macet alias non-performing Koan (NPL).  Selain itu, aset perbankan juga melesat sepanjang 2020 (tempo.co.id, 12/3/2021).

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menambahkan,  Indonesia mempunyai kesempatan menjadi pusat ekonomi syariah di dunia. Untuk itu, Indonesia harus mengembangkan produk halal, ekonomi syariah, dana sosial syariah dan pengembangan perbankan syariah (detikFinance.com, 12/3/2021).


Ekonomi Kapitalis Rontok di Era Pandemi

Seluruh dunia saat ini mengembangkan ekonomi berbasis kapitalis. Kondisi pandemi ternyata membuktikan lemahnya ekonomi kapitalis yang berbasis ribawi. Ancaman krisis ekonomi di depan mata. Ekonomi kapitalis memunculkan fenomena economic bubble

Economic bubble terjadi ketika dalam suatu perdagangan yang bervolume besar, lalu terjadi perbedaan besar antara nilai nominal dan nilai intrinsik. Terutama pada sektor ekonomi non riil. Biasanya terjadi di pasar modal dan lembaga keuangan ribawi. 

Melemahnya ekonomi Indonesia diakui oleh Sri Mulyani, dunia mengalami ancaman ekonomi. Asset bubble (gelembung aset), stabilitas nilai tukar, harga komoditas, krisis utang dan masalah kebijakan geopolitik (detikFinance.com, 16/3/2021). 

Nilai tukar rupiah diperkirakan tak terkendali.  Kepercayaan publik turun. Masyarakat pesimis dengan solusi ekonomi jangka panjang negeri. 

Ekonomi kapitalis telah gagal memberikan kemaslahatan bagi masyarakat di tengah pandemi. Riba sebagai penyokong sistemnya meniscayakan pertumbuhan ekonomi semu yang rapuh.   

Ekonomi kapitalis tidak pernah benar-benar stabil. Saham, obligasi, mata uang kertas atau produk sejenisnya, sarat akan spekulasi dan perjudian. Inflasi selalu mengancam.  Cash flow menjadi tidak lancar. Ekonomi menjadi lesu, pertumbuhan ekonomi di level minus. Peningkatan kemiskinan terjadi di banyak wilayah negeri. 


Ekonomi Islam Bagian dari Syariah Islam

Pandemi yang menimpa dunia, memukul mundur semua sektor kehidupan. Termasuk sektor ekonomi.  Baik skala negara maupun global.  Penguasa dan pengusaha mulai melirik perbankan dan keuangan berbasis ekonomi syariah.  Mereka dibuat takjub dengan ketangguhan dan stabilitas ekonomi berbasis syariah di masa pandemi ini. 

Dampak ekonomi pandemi mampu membuktikan bahwa sistem ekonomi syariah bukan hanya menjadi alternatif solusi. Tapi juga dapat menjadi solusi global yang menyokong ekonomi dunia.  Menggantikan penerapan ekonomi kapitalis saat ini. 

Sistem ekonomi syariah secara mendasar berbasis Islam berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.  Ekonomi Islam secara menyeluruh sejatinya hanya mampu diterapkan jika negara mau menerapkan Islam secara menyeluruh. Negara menawarkan solusi ekonomi yang universal, dan melibatkan seluruh peran masyarakat.  Ekonomi bersifat dinamis. Kekayaan tidak dikuasai oleh komunitas tertentu. 

Ekonomi bersifat adil membangun ekonomi rakyat, juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berorientasi kesejahteraan manusia. Dalam konteks negara, kegiatan ekonomi merupakan wujud pengaturan dan pelayanan urusan rakyat. Sebab inilah tugas umum negara. Adapun untuk merealisasikannya, negara menerapkan syariat Islam dalam seluruh bidang kehidupan. Termasuk ekonomi baik dalam negeri maupun luar negeri. 

Adapun upaya yang dapat dilakukan negara untuk menjaga stabilitas ekonomi sesuai dengan syariat adalah sebagai berikut, 
menghidupkan usaha sektor riil (pertanian, perkebunan, peternakan dan lain-lain),  meninggalkan transaksi berbasis riba, menggunakan mata uang dinar dan dirham dan negara mengambil peran utama menjaga stabilitas ekonomi masyarakat.


Syariah Kaffah Membawa Berkah

Firman Allah SWT:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
[البقرة/208]

Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian kepada Islam secara kaffah (menyeluruh), dan janganlah kalian mengikuti jejak-jejak syaithan karena sesungguhnya syaithan adalah musuh besar bagi kalian.” [QS. Al-Baqarah: 208].

Surah Al-A’raf ayat 96 Allah berfirman:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan karena perbuatannya."

Dua ayat di atas setidaknya menggambarkannya, sungguh ketika  sebagian kecil syariat ekonomi saja diterapkan mampu mensejahterakan rakyat. Apalagi ketika seluruh syariat Allah yang Maha Agung dan Bijaksana diterapkan, Allah janjikan keberkahan dari langit dan bumi. Wallahu a'lam bishshawab.[]

Oleh: Sifa Isnaeni

Posting Komentar

0 Komentar