Rufaida Al-Aslamia: Perawat Tangguh Kebanggaan Rasulullah


TintaSiyasi.com-- Kepiawaiannya merawat para mujahid yang terluka di medan perang perlu diacungkan jempol. Dalam berbagai peperangan, wanita tangguh ini turut serta sebagai perawat. Di antaranya pada Perang Badar, Perang Uhud, Perang Khandaq dan Perang Khaibar. Bahkan ia mendapat julukan fidaiyah (masuk dalam medan perang untuk membawa orang-orang yang terluka).

Saat Perang Khandaq, kehebatannya pun teruji. Ketika itu Saad bin Mu’adz terluka cukup parah, sebuah anak panah bersarang di dadanya. Rasulullah SAW pun memintanya mendirikan tenda keperawatan di dekat Masjid Nabawi untuk mengobati para mujahid yang terluka. Akhirnya ia berhasil mengobati Saad bin Mu’adz hingga sembuh.

Wanita yang diceritakan dalam kisah di atas tiada lain Rufaida binti Sa`ad atau Rufaida Al-Aslamia. Rufaida Al-Aslamia merupakan sosok perawat Muslimah pertama sekaligus dokter bedah dalam dunia Islam. Ia lahir (perkiraan 620 M) di Madinah, sebagai salah satu kaum Anshor, yakni kaum yang pertama kali menerima dakwahnya Rasulullah SAW. 

Rufaida berasal dari suku Boni Aslem dari suku Kazraj di Madinah dan terlahir dalam keluarga yang berkecimpung dalam dunia medis. Ayahnya, Saad Al Aslamy adalah seorang fisioterapis sekaligus mentor baginya dalam memperoleh pengalaman klinis di dunia medis. Ia pun tumbuh menjadi ahli pengobatan. Rufaida digambarkan sebagai sosok perawat yang baik hati, berkharisma dan pengatur yang andal. 

Dengan keterampilan klinisnya, ia menjadi pemimpin para perawat dan melatih para Muslimah sebagai pendamping perawat. Ketika pasukan kaum Muslimin bersiap-siap untuk berperang di Khaibar, Rufaida dan tim perawatnya dengan sukarela mendatangi Rasulullah SAW dan meminta izin untuk ikut dalam medan peperangan, namun tugasnya untuk merawat para mujahid yang terluka. Rasulullah SAW pun memberi mereka izin untuk pergi. Mereka pun bersemangat karena bagiannya sebagai perawat di medan perang setara dengan prajurit yang benar-benar bertempur. 

Dengan mengabdikan dirinya untuk merawat orang sakit, Rufaida Al-Aslamia menjadi seorang ahli penyembuh.  Walaupun ia tidak diberi tanggung jawab penuh seperti kaum laki-laki dalam melakukan operasi dan amputasi, namun jasanya dalam mengobati dan memberikan semangat kepada para mujahid sangat besar. 

Setelah peperangan usai, Rufaida melanjutkan kegiatannya menolong pasien yang membutuhkan. Untuk memudahkan tugasnya, ia pun membangun tenda di luar Masjid Nabawi untuk merawat kaum Muslimin yang sakit. Dari sana berkembang dan berdirilah rumah sakit lapangan yang terkenal saat perang dan Rasulullah sendiri meminta Rufaida untuk merawat korban yang terluka. 

Dalam sejarah Islam, Rufaida tercatat yang pertama kali memiliki tenda perawatan untuk orang sakit. Tenda perawatan miliknya diberi nama persis dengan namanya ‘Rufaida al-Aslamia’. Tenda perawatan ini muncul pertama kali saat Perang Uhud. Waktu itu, Rufaida keluar dalam medan peperangan dengan membawa semua peralatan medis. Ia pun membawa tenda dibutuhkan di atas unta. Di hadapan para prajurit Muslim, Rufaida pun mendirikan tenda perawatan.

Tak ketinggalan, para sahabiyah yang lain pun turut membantunya. Salah satunya, Ummu Ammara, Aminah binti Qays al-Ghifariyat, Ummu Ayman, Safiyat, Ummu Sulaiman dan Hindun. Rufaidah dikenal sebagai pelopor pembagian waktu kerja atau shift yang berlaku di rumah sakit. Ia pun membagi jadwal para perawat menjadi dua shift, yaitu shift malam dan shift siang. 

Rufaida dikenal sebagai sahabiyah yang dermawan. Dalam kegiatan medisnya, ia biayai sendiri dari harta pribadinya. Rufaidah pun mengelola sendiri keuangan dengan sistem pengelolaan rumah sakit yang kita kenal hingga sekarang ini.

Rufaida mendapat kehormatan dan penghargaan dari Rasulullah SAW sebagai sahabiyah yang dianggap lebih unggul daripada yang lain. Ia memiliki keterampilan medis yang lengkap. 

Kedudukannya sebagai perawat yang tangguh tak diragukan lagi. Pada masanya, nama Rufaida terkenal sebagai ahli pengobatan. Rasulullah pun memilih Rufaida untuk merawat Saad bin Mu’adz ketika terluka. Itulah perawat tangguh kebanggaan Rasulullah.

Nama Rufaida terus terkenang sampai saat ini. Bahkan, setiap tahunnya Royal College of Surgeons di Irlandia di Universitas Bahrain selalu memilih seorang murid untuk menerima penghargaan dalam bidang keperawatan bernama ‘Rufaida al-Aslamia Prize in Nursing’. Begitu juga di Pakistan diabadikan menjadi sebuah gedung Aga Khan University. 

Begitulah sepenggal kisah Rufaida Al-Aslamia yang mengabdikan dirinya untuk merawat pasukan mujahid di medan perang. Tanpa takut dan gentar ia masuk ke medan perang untuk membawa mujahid yang terluka.[] Berbagai sumber


Oleh: Siti Aisyah S.Sos
Koordinator Kepenulisan Komunitas Muslimah Menulis Depok

Posting Komentar

0 Komentar