Tegar dalam Perjuangan Dakwah


Hijrah itu awalnya mudah. Yang sulit itu istiqamah hingga akhir hayat. Banyak sekali yang awalnya semangat hijrah, istiqamah dalam memperjuangkan Islam, justru akhirnya harus pergi karena kegersangan hati. Hati yang gersang bisa jadi karena mulai jarang menambah tsaqofah Islam. Ditambah lagi urusan dunia yang sebenarnya hanya pelengkap hidup, bukan tujuan hidup, semakin padat. Hingga semangat perjuangan perlahan mulai pudar.

Namun ketika ujian mulai menerpa. Keraguan pun mulai berbisik. Hingga akhirnya harus berpindah haluan dari perjuangan, itu semua harus membuat kita sadar. Bahwa, sudah alamiah setiap perjalanan dakwah ada saja yang gugur sebelum sampai di puncak kemuliaan. Bisa jadi teman yang kita anggap sudah luar biasa perjuangannya, sering kita elu-elukan, gugur dalam perjuangan. Hal itu pasti akan ada, karena kita manusia. Allah akan selalu menguji keimanan hamba-Nya. Mampukah melawati ujian itu dengan sabar atau tidak.

Sahabat, perjuangan para pengemban dakwah bukan perjuangan seperti olimpiade yang cuma beberapa ronde langsung selesai. Adakalanya pejuang itu kuat, lelah, dan terbersit ingin menyerah. Bahkan ada yang berpindah haluan sehingga menyalahkan kebenaran yang dipegang sebelumnya. Oleh karena itu, kita harus tetap belajar, senantiasa muhasabah diri, sabar dan tegar saat ujian itu menghadang.

Karenanya, layakkan diri dalam perjuangan, bersandarlah pada Allah bukan pada manusia, hingga keraguan itu tak menghampirimu karena kesalahan manusia. Hijrahlah karena Allah, tanpa berharap apapun dari manusia, agar hatimu tak pernah gersang karena kecewa.

Kita pun harus menundukkan perasaan kita terhadap syariat, bukan pada ego manusia. Karena ada atau tiadanya kita, syari'at Islam akan tetap Allah menangkan, janji Rasul-Nya tak pernah keliru. Oleh karena itu, jangan pernah  merusak janji kita pada Allah, apalagi mempermainkan ajaran Islam yang mulia.

Allah Swt berfirman yang artinya: "Jika kamu bertanya kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab, 'sungguh kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja', katakanlah, 'apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kalian berolok-olok?' Tidak usah kalian minta maaf karena kalian kafir sesudah beriman. Jika kami memaafkan segolongan kalian (lantaran mereka bertobat), niscaya kami akan mengazab golongan (yang lain) karena mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa." (QS. at-Taubah: 65-66).[]

Oleh: HusnulKh
(Pegiat Dakwah Sosmed & Mahasiswi Madura)

Posting Komentar

0 Komentar