Mengajak Generasi Cilik Mengenal Sejarah Besar Islam

Bulan Rajab sejatinya menjadi bulan istimewa bagi umat Islam. Bulan Rajab adalah bulan cucuran rahmat Allah Ta’ala kepada umat-Nya. Setiap bulan Rajab, yang diminta Rasulullah adalah keberkahan di bulan ini, kemudian keberkahan di bulan Sya’ban, hingga dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan. 

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجب وَشَعْبَانَ ، وَبَلغنَا رَمَضَانَ

Artinya: "Ya Allah berkahilah kami pada bulan rajab dan sya’ban, dan sampaikan kami di bulan ramadhan.”

Namun bulan Rajab juga menyimpan cerita duka bagi umat Islam sedunia. 
Yang mana pada tanggal 27 Rajab 1342 Hijriyah (100 tahun silam) atau 3 Maret 1924 telah terjadi peristiwa bersejarah yakni dihapuskannya sistem pemerintahan Islam yakni sistem Khilafah oleh Mustafa Kemal Attarturk, yang kemudian diganti dengan sistem pemerintahan Republik. Peristiwa yang kemudian memberikan akibat kepada kehidupan umat Islam secara keseluruhan.

Sebelumnya khilafah Islam telah berhasil menguasai 2/3 dunia selama beberapa generasi. Bani Umayyah dan Bani Abbasiyyah adalah khilafah yang berhasil memberi nama baik dalam sistem pemerintahan Islam. Akhirnya, setelah lebih dari enam abad memimpin peradaban dunia (699 – 1342 H / 1299 – 1924 M) dan membela kemuliaan Islam, akhirnya khilafah Utsmaniyah pun runtuh. 

Torehan emas peradaban Islam tersebut berusaha disembunyikan dan menjadi untold story. Sejarah panjang kejayaan Islam dan umatnya menjadi cerita yang tak terungkap. Sejarah perkembangan peradaban manusia biasanya diceritakan mulai dari sejak 5.000 tahun SM yaitu masa perkembangan kebudayaan Mesir Purba sampai 476 M pada saat awal Eropa memasuki masa kegelapan (Dark Ages). Kisah sejarah biasanya melompat ke masa 1300-an dengan dimulai abad Renaisans atau kelahiran kembali, di mana ditemukan kembali cerahnya peradaban Yunani dan Romawi (yang dianggap sebagai “klasik”) ketika keduanya mengalami masa keemasan. Renaisans berlangsung antara abad ke-14 hingga abad ke-17 di Eropa. Masa sepanjang 571-1300an menjadi untold story. Padahal saat itulah berlangsung sejarah umat Islam dimulai lahirnya Nabi Muhammad hingga dialaminya puncak kejayaan umat Islam. 

Sejak runtuhnya khilafah Islam maka sejarah kekhilafahan berusaha dihapuskan dari benak generasi Islam. Itulah yang diinginkan oleh musuh-musuh Islam untuk selalu menjauhkan umat dari khilafah dan Islam sebagaimana yang sudah berhasil mereka lakukan ketika khilafah diruntuhkan: “Situasinya sekarang adalah Turki telah mati dan tidak akan pernah bangkit lagi, karena kita telah menghancurkan kekuatan moralnya, khilafah dan Islam.” (Lord Curzon) 

Maka peran orang tua untuk mengenalkan sejarah besar Islam kepada generasi cilik (anak-anak) sangat penting untuk menghadapi pihak-pihak yang ingin terus menutupi sejarah yang pernah terjadi dalam peradaban Islam. Jangan sampai generasi Muslim tidak mengetahui sejarah peradaban agung yang pernah dimilikinya.

Ada beberapa tips yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mengenalkan sejarah peradaban Islam kepada anak, antara lain:

Pertama. Menyampaikan sejarah lewat menceritakan Sirah Nabawiyah dan Kisah-kisah Sahabat dengan bahasa yang mudah dipahami anak dan disampaikan dalam bentuk cerita-cerita pendek. 

Kedua. Menyampaikan kisah heroik dan menarik dalam latar waktu era Khilafah dan usahakan anak terlibat mendramakan peristiwa sejarah tersebut. Misalnya cerita tentang kapal yang dibakar dalam sejarah Thariq bin Ziyad atau kapal yang menyeberangi bukit saat Muhammad Al-Fatih menaklukan Konstantinopel bisa disertai membuat kapal-kapalan. Saat bercerita tentang Abu Nawas maka disampaikan juga kisah Khalifah Harun Ar-Rasyid dengan kesalihan dan kehebatannya. Bisa juga dengan cerita penemuan besar dan hebat oleh ilmuwan Muslim semasa Khilafah yang menarik bagi anak dengan dijelaskan dan dicontohkan pengaruhnya hingga sekarang atau melalui cerita yang terkait hobby atau kesukaan anak seperti cerita kucing yang mendapatkan perhatian di Istanbul sejak masa Khilafah Utsmaniyah. 

Ketiga. Metode meminta anak untuk bercerita, membuat cerpen, atau membuat video pendek yang berkaitan dengan sejarah peradaban Islam. Metode ini merupakan cara belajar yang lebih menyenangkan apalagi jika ditambah adanya tantangan misalnya dibuat lomba. Metode ini membuat anak akan mempelajari sejarah sebelum mengerjakan tugas/lombanya. 

Keempat. Belajar dengan mengunjungi tempat-tempat dimana peninggalan peradaban Islam masih bisa disaksikan. Jika belum mampu mengunjunginya langsung maka bisa belajar melalui melihat foto/videonya.

Kelima. Mengadakan Movie Day. Anak bisa diajarkan sejarah melalui film-film yang memuat sejarah peradaban Islam dan biografi tokoh-tokoh besar dalam sejarah Islam. Selama menonton, orang tua memberi arahan dan setelah itu tanya pendapat anak tentang cerita ataupun kisah dalam film.

Mengajak generasi cilik mengenal sejarah besar Islam diharapkan akan memberikan gambaran kehidupan kaum Muslimin sejak masa Rasulullah hingga runtuhnya kekhilafahan Utsmaniyah sehingga anak bisa mendapatkan kesimpulan "Enak ya hidup saat ada Khilafah." Selanjutnya mereka akan merindukannya kembali dan menjadi generasi pejuangnya. Wallaahu a'lam.[]

Oleh: Tri Widodo 
(Direktur Ulwan Learning Center, Pegiat Dakwah Remaja Purbalingga)

Posting Komentar

0 Komentar