Cara Khilafah Atasi Pandemi


Setahun sudah sejak kemunculan pandemi Covid-19 pertama kali di Kota Wuhan, China. Namun, belum ada tanda-tanda pandemi ini akan berakhir. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan pandemi Covid-19 tidak akan menjadi pandemi terakhir. WHO menuturkan upaya untuk meningkatkan kesehatan manusia ditakdirkan tanpa mengatasi perubahan iklim dan kesejahteraan manusia (sindonews.com, 27/12/2020).

Melalui pernyataan ini, WHO telah mengakui kegagalannya dalam menghentikan penyebaran virus Covid-19. Bahkan keputusasaan telah nampak dari pernyataan Direktur Jenderal  WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, “kami membuang uang saat terjadi wabah, dan ketika sudah berakhir, kami melupakannya dan tidak melakukan apapun untuk mencegah wabah berikutnya”.

Pengakuan WHO bukan tanpa alasan, pasalnya muncul varian virus corona di Inggris dan jenis baru virus corona ini telah menyebar di 19 negara termasuk Singapura dan India (kompas.com, 29/12/2020). 

Varian Baru Akan Terus Muncul

Ketidaktepatan kebijakan penanganan pandemi akan membuat langgengnya keberadaannya di muka bumi. Kemunculan akan varian virus baru bukanlah hal yang mengagetkan. Hampir seluruh dunia hanya mengandalkan vaksin. Padahal vaksin bukanlah satu-satunya cara untuk menghilangkan pandemi. 

Virus corona tidak hanya menyebabkan Covid-19, pada tahun 2003 telah muncul pandemi SARS yang disebabkan oleh corona yang menyebabkan 812 kematian. Kemudian pada tahun 2012, muncul pandemi MERS yang juga disebabkan oleh corona. Sehingga tidak mengherankan jika baru-baru ini muncul varian virus VUI-202012/01 yang juga diakibatkan oleh corona.

Penanganan pandemi lebih banyak bergantung pada tindakan farmasi seperti vaksin dan sosialisasi protokol kesehatan, tindakan ini memang sangat dibutuhkan dalam menghentikan penularan pandemi yang terlanjur mewabah di muka bumi. Namun farmasi bukanlah satu-satunya solusi dalam mengatasi sebaran pandemi. Akan sia-sia jika tidak diiringi dengan kebijakan politik yang tepat. 

Islam Tuntaskan Sebaran Virus dan Mutasinya

Tindakan isolasi ketika virus terdeteksi muncul akan menghentikan sebaran virus. Wilayah yang tidak terkena virus akan tercegah dari kasus impor (imported case), sehingga wilayah yang tidak terjangkiti virus tetap dapat melakukan aktivitas secara normal. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, “Apabila kalian mendengar wabah di suatu tempat, maka janganlah memasuki tempat itu, dan apabila terjadi wabah sedangkan kamu berada di tempat itu, maka janganlah keluar darinya.” (HR Muslim)

Dalam proses isolasi ini, Negara wajib mensupport semua hal yang mendukung segala tindakan yang dibutuhkan dalam penangannya. Mulai dari tindakan farmasi, fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan, dukungan logistik, obat-obatan terbaik termasuk mendorong kemajuan teknologi kesehatan yang diperlukan dalam menanganinya. Kebutuhan wilayah yang diisolasi juga wajib dipenuhi oleh Negara tanpa prosedural yang memberatkan. Hal ini dilakukan oleh negara sampai orang-orang yang terjangkiti dipastikan benar-benar sembuh.

Akan dibutuhkan pendanaan yang besar dalam penanganan sebaran virus sehingga tidak menyebabkan pandemi global yang berlarut-larut. Namun di dalam Islam ini bukanlah hal yang sulit, karena Islam mewajibkan negara yang mengelola sumber-sumber keuangan yang ada, seperti harta milik umum, sumber daya alam yang melimpah ruah sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Kaum Muslim berserikat dalam 3 hal: padang rumput, air dan api.” (HR Abu Dawud no 3477)

Edukasi kepada masyarakat akan dilakukan dan didukung penuh oleh negara. Negara wajib memastikan tidak ada satupun masyarakat yang tidak paham akan kondisi yang terjadi sehingga membahayakan dirinya dan orang lain. Dengan dorongan akidah, ketaatan kepada pemimpin akan terniscayakan. Sehingga masyarakat akan mendukung negara melakukan apapun yang bisa dilakukan dalam ranahnya sebagai masyarakat sehingga wabah lebih mudah diatasi.

Sinergi fungsi negara yang sehat dengan memperhatikan konsep kemanusiaan adalah sesuatu yang diprioritaskan. Hal ini bukanlah sesuatu hal yang mustahil dalam konsep Islam, karena hakikatnya Islam adalah solusi tuntas terhadap seluruh permasalahan manusia di semua lini kehidupan. Hanya Islam dalam bingkai khilafah Islamiyyah ‘ala minhajin nubuwwah yang mampu melakukannya.[]

Oleh: Novida Sari

Posting Komentar

0 Komentar