Futurmu, Jangan Jadi Penghancur Hidupmu



Bismillah,
قال رسول الله : اِنَّ لكلّ عملٍ شرّةً، وانّ لكلّ شرّةٍ فترةً، فمن كانت فترته الى سنّة فقداهتد، ومن كانت فترته الى غير ذلك فقد ضلّ. رواه أحمد.
  
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya setiap amal itu ada saat semangatnya dan setiap semangat ada saat futurnya. Maka,barang siapa futurnya kepada sunnahku, sungguh dia telah mendapatkan petunjuk. Dan barang siapa yang futurnya kepada selain itu,sungguh dia telah tersesat.” (HR.Ahmad. Dishahihkan oleh albani)

"Sesungguhnya setiap amal itu ada saat semangatnya". Semangat itu mempunyai puncak tertinggi, tapi tentunya akan menjumpai kemerosotan.

"Dan setiap saat semangat ada futurnya". Dalam kutipan di atas menggambarkan, terkadang semangat juga ada turunnya. Semangat tidak akan mampu untuk langgeng dan bertahan dalam satu keadaan.

"Maka, barang siapa futurnya kepada sunnahku,sungguh dia telah mendapatkan petunjuk." Barang siapa yang dalam keadaan futurnya tidak meninggalkan kewajiban dan tidak mengerjakan yang diharamkan, dia telah mendapat petunjuk. "Dan barangsiapa futurnya kepada selain itu,sungguh dia telah tersesat." Maksudnya adalah tersesat dari jalan kebenaran.

Umar bin khathab RA berkata: “Sesungguhnya hati itu berbolak balik. Jika ia datang mengikuti (semangat), kerjakanlah amalan-amalan sunnah. Namun,apabila ia sedang berpaling menjauh (lesu) maka tetaplah pada amalan-amalan wajib.”
   
Cara mengatur jiwa adalah dengan tidak membebani (di luar kemampuan), Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda: “Setiap sesuatu ada saat-saat semangatnya dan setiap saat semangat ada futurnya. Maka, apabila seseorang beramal yang sedang-sedang saja, berharaplah dia (termasuk yang meraih kemenangan). Namun, apabila dia bersemangat agar ditunjuk dengan jari (dikenal sebagai ahlu ibadah), janganlah kalian menilainya sebagai ahlu ibadah karena dia berbuat riya (ingin dilihat orang)”. (HR. Tirmidzi).

Tak dapat dipungkiri dalam kehidupan yang sekejap ini, kita banyak dihampiri oleh onak berduri disana dan disini. Ada saat sunguh-sungguh dan semangat, namun terkadang saat malas pun menghadang. Orang-orang yang terserang penyakit ini ada tiga golongan:
 
Pertama. Golongan yang setelah futur,mereka terputus dari amalnya sama sekali.
 Kedua. Golongan yang terus dalam keadaan lemah dan lamban,namun tidak sampai terputus dari amalnya.
 Ketiga. Golongan yang setelah futur,mereka kembali lagi ke amalnya seperti sedia kala.
               
Dan berikut diantara faktor utama penyebab futur beserta terapi ringkasnya:

Pertama. Tidak ikhlas dalam beramal dan tidak menjaga keikhlasan. Keikhlasan akan mendorong seorang muslim untuk besungguh-sungguh dalam beramal,tidak lekas bosan dan jemu,karena dia hanya mengaharapkan pahala disisi Allah SWT dan mengkhawatirkan siksanya. 

Adapun jika keikhlasan lemah,ataupun riya telah menyelusup kedalam hati, maka itu akan cepat melemahkan bahkan memadamkan semangatnya. Maka,seyogyanya bagi seorang muslim untuk memperhatikan keikhlasan dan memperbaharui setiap kali hendak beramal.

Kedua. Tidak menguasai (Minimnya) ilmu syar’i. Kebodohan adalah penyakit yang mematikan. Dan termasuk akibatnya adalah membawa seseorang untuk meninggalkan kewajiban dan melakukan kemungkaran. Obat kebodohan adalah ilmu syar’i yang bermanfaat. Ilmu yang bersumber dari wahyu ilahi (Al-qur’an dan As-sunnah)

Ketiga. Ketergantungan diri pada dunia dan lupa akhirat. Salah satu faktor utama penyebab futur adalah kecintaan pada dunia yang mengalahkan kecintaan pada akhirat. Darisana, hati tergantung padanya dan iman pun melemah sedikit demi sedikit. Kalau sudah begitu, ibadah menjadi berat dan membosankan. Dia merasakan kelezatan dan ketentraman dibenaknya hanya pada dunia semata,akhirat nyaris terlupakan. 

Dia lupa pada penghancur segala kelezatan, yakni kematian. Dia mulai banyak berhalayal, panjang agan-angan. Dan tidaklah musibah ini melekat kepada diri seseorang kecuali akan membinasakannya. Kita diciptakan untuk akhirat, maka jadilah manusia akhirat, bukan menjadi manusia dunia yang hanya melihat kesenangan semu belaka.

Futur adalah penyakit yang berbahaya. Jika sakit jasmani adalah penyakit dunia,futur adalah penyakit rohani yang berkaitan dengan agama(dien) kita. Dibandingkan dengan cobaan dunia cobaan ini lebih besar dan lebih penting untuk mengobatinya, karena ia menyangkut dengan kehidupan abadi kita yakni akhirat.

Diriwayatkan dari Ummul Mukminin Aisyah bahwasanya Nabi bersabda, ”Sesungguhnya amalan yang dicintai allah adalah yang dikerjakan secara langgeng,walaupun sedikit.” (HR.Bukhari)
Sungguh! Amalan itu ditentukan dengan penutupan.
  
Tidak ada yang menunjukan bahaya futur ini, melaikan rasulullah SAW selalu berdoa dan memohon perlindungan kepada allah darinya setiap pagi dan sore dari penyakit ini

اللهمّ إنّي أعوذبك من الكسل والهرمِ والمأثم والمغرم. رواه البخاري

“Ya allah, aku berlindung kepada mu dari sifat malas,penyakit tua (pikun),dosa dan hutang” (HR. Bukhari).


Oleh: Fahmi A. Fauzi



              

Posting Komentar

0 Komentar