Kalau Feature Dibilang Bukan News Bukan Pula Views, Lalu Apa Dong? Confused!?

Foto: Joko Prasetyo, Jurnalis


TintaSiyasi.com-- Adanya pihak yang menyatakan feature (karangan khas) itu bukan news (berita) dan bukan pula view (opini), Joko Prasetyo Jurnalis mengomentarinya dengan tertawa.  “Kalau feature dibilang bukan news bukan pula views, lalu apa dong? Confused!? Ha…ha…," ujarnya, Ahad (04/10/2020) kepada TintaSiyasi.com.

Menurutnya, memang bagi orang yang tidak dapat membedakan jenis-jenis tulisan jurnalistik mestilah akan bingung. “Bahkan lulusan jurnalistik juga belum tentu bisa menjelaskan perbedaan secara tegas antara berbagai jenis tulisan jurnalistik. Itu masalahnya,” bebernya.   

Ia menyebutkan secara umum, tulisan jurnalistik terbagi dalam dua kategori. Pertama, rekonstruksi suatu kejadian/informasi (news). Kedua, penyikapan atas suatu kejadian/informasi (views).
 
"News atau berita itu ada banyak bentuknya. Dua di antaranya adalah straight news alias rekontruksi suatu kejadian/informasi yang langsung pada pokok permasalahan dan feature alias rekonstruksi suatu kejadian yang dikemas dalam bentuk cerita," tutur Om Joy, sapaan akrabnya. 

Om Joy menerangkan, bahwa orang awam biasa mengatakan straight news atau berita lugas itu sebagai berita. Nah, kalau berita dalam bahasa Inggrisnya news. Jadi, ketika pemahaman awam ini mengopini maka ketika mendengar istilah feature atau karangan khas maka orang itu akan kebingungan. 


"Ini feature masuk yang mana, ya? Masuk news? Ini bukan news. Maksudnya sih, ini bukan straight news. Harusnya begitu. Tapi tadi orang awam suka bilang straight news itu news. Jadi, orang awam itu suka bilang berita lugas itu sebagai berita," terangnya.

Berbalut Fiksi? Ngawur!

Lebih lanjut Om Joy menjelaskan ketika melihat feature, ini bukan news. Tapi di dalam otaknya itu sebenarnya bukan straight news. Cuma kan enggak mengerti itu namanya straight news. Nah, karena itu bukan news terus juga bukan views karena views itu kan opini. Maka akhirnya, muncullah kasus-kasus yang membuat orang awam ini bingung, yang baca juga bingung. Sehingga bilang, feature itu bukan news bukan pula views.

“Bahkan ada yang bilang feature itu berita berbalut fiksi. Itu ngawur!” tegasnya.

Karena, feature itu bukanlah karya fiksi, dipelajarinya juga di jurusan jurnalistik bukan di jurusan sastra. Produk sastra ya cerpen, sedangkan produk jurnalistik itu feature. Kesamaannya, sama-sama menyampaikan pesan dengan cara bercerita. Perbedaannya, kalau cerpen itu fiktik, khayalan. Sedangkan feature itu nyata, faktual.

Nah, maksud orang bilang feature itu berita dicampur fiksi' atau ‘berita berbalut fiksi’? Mungkin maksudnya itu berita yang ditulis dalam bentuk cerita. Cuma, karena tadi cerita itu biasa digunakan untuk menyampaikan fiksi. Dia kira cerita itu fiksi. "Padahal maksud dia itu mungkin cerita. Tapi yang jelas cerita itu belum tentu fiksi," pungkasnya.[] 


Reporter: Achmad Mu'it

Posting Komentar

0 Komentar