Menjadi Sa'ad bin Muadz Abad 21

Foto: kalam.sindonews.com


Adalah Sahabat Sa'ad bin Muadz, sosok ahlun nushroh bagi tegaknya Islam di Madinah. Beliau seorang pemimpin Bani Aus. Tidak membutuhkan waktu yang lemah hidayah Islam mengetuk hatinya. Mush'ab bin Umair ra menjelaskan dengan tenang dan gamblang tentang Islam kepadanya. Jiwanya terpesona. Akal pikirannya terbuka mendapat sinar Islam. Seketika ditancapkannya tombak kecil yang sedari tadi digenggamnya ke tanah. Tak kuasa ia sekedar untuk menudingkan tombaknya ke orang yang menuntun jiwanya. Seketika ia bertekad akan mengajak kaumnya kepada Islam.

Dengan gagahnya Sa'ad bin Muadz berpidato di depan kaumnya. Cobalah kita perhatikan bahasa retorika dan diplomasinya. Diawalinya dengan pertanyaan tentang kedudukan beliau di tengah kaumnya. "Setelah ini kalian haram untuk berbicara denganku. Begitu pula aku pun haram untuk berbicara dengan kalian", demikianlah kurang lebih yang disampaikan Sa'ad bin Muadz kepada kaumnya.

Demikianlah Sayyiduna Sa'ad bin Muadz ra. Beliau tidak kuatir dengan dunianya. Beliau tidak kuatir dengan posisinya yang terhormat di tengah kaumnya. Kalaupun kaumnya meninggalkannya lantaran keislamannya, tidak akan pernah mengusik pikirannya dan menjadikannya gelisah. Justru karena keikhlasannya, Allah Swt menggerakkan kaumnya untuk menerima seruannya, membela Rasulullah Saw dan Islam.

Sesungguhnya para penguasa di negeri - negeri Islam saat ini tetap berada di singgasananya karena ada sanadatul hukminya.  Militer menjadi sanadatul hukminya (sandaran kekuasaan).

Asas kehidupan negara dan pemerintahan saat ini adalah sekulerisme. Sedangkan sekulerisme notabenenya adalah pemisahan kehidupan dan pengaturan negara dari aturan Islam. Artinya militer saat ini menjadi sanadatul hukmi bagi sistem sekulerisme. Oleh karena itu, tatkala geliat kesadaran rakyat dan umat agar hidup mereka diatur oleh Islam. Di samping itu geliat dakwah bagi kembalinya penerapan Islam ke panggung negara mengemuka. Gaung Khilafah semakin menggema. Bagi pihak - pihak yang ingin mempertahankan status quo, yang ada mereka melakukan kriminalisasi terhadap ajaran Islam Khilafah. Padahal Khilafah sejatinya yang akan menyelamatkan negeri kita dari segenap bentuk penjajahan. Tentunya para petinggi militer di negeri - negeri Islam memahami akan hal tersebut.

Jadi militer menjadi pihak yang paling kompeten untuk menduduki posisi ahlun nushroh (pihak yang menolong Islam). Allah Swt telah menitipkan tanggung jawab menolong agamaNya. Militer mempunyai kekuatan dan persenjataan. Para petinggi militer hendaknya menempati posisi yang dulu ditempati oleh Sayyiduna Sa'ad bin Muadz ra. Raihlah kemuliaan yang dulu pernah diperoleh Sayyiduna Sa'ad bin Muadz ra.

Memang akan ada tantangan besar yang akan menghadang. Terutama dari negara - negara imperialis seperti AS dan China. Mereka dan antek - anteknya bak disambar petir di siang bolong mendengar tegaknya al Khilafah lewat tangan - tangan anda wahai militer umat Islam. Mereka akan berusaha membunuh bayi Khilafah. Akan tetapi jangan kuatir. Umat, Allah dan Rasul-Nya bahkan seluruh manusia ada di belakang kalian. Seluruh manusia sejatinya ingin lepas dari penjajahan. Oleh karena itu, inilah saatnya untuk membuktikan bahwa Khilafah itu adalah masa depan dunia. 

Berbeda lagi bila kalian, militer umat Islam menolak untuk menolong penerapan Islam dan tegaknya Khilafah. Justru keberadaan mereka tetap menjadi sanadatul hukmi bagi sistem sekuler. Mereka menjadi penjaganya. Tentunya laknat Alloh, Rasul, para malaikat dan seluruh manusia atas mereka. Kedholiman demi kedholiman, kerusakan demi kerusakan atas kemanusiaan diakibatkan sistem sekuler yang dijaga dan dibelanya. Dan Allah berkuasa atas urusannya. Mengganti mereka dengan kaum yang lain, yang pemberani dan kuat menjadi pembela Islam.

Saat ini gelombang kebangkitan Islam semakin membesar. Sebuah gelombang yang akan menggilas para penghalang dan para penentangnya. Umat sudah semakin lantang menyerukan al Khilafah. Umat akan segera menemukan sosok Sa'ad bin Muadz ra abad 21. Waktu itu bergembiralah umat Islam dengan pertolongan Allah SWT.[]

Oleh: Ainul Mizan
Peneliti LANSKAP

Posting Komentar

0 Komentar