Sholat, Indikator Tanggung Jawab Anak



Banyak orangtua yang mengeluhkan tanggung jawab putra-putrinya yang sangat rendah. Padahal usia dan jenjang pendidikan mereka sudah tinggi. Di usia setingkat SMP bahkan perguruan tinggi masih ada saja anak yang malas untuk mengurus kebutuhannya sendiri. Semisal merapikan baju, kamar, buku, sepatu dan barang-barang pribadinya. 

Menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab adalah tidak mudah. Pribadi yang bertanggung jawab biasanya dewasa sesuai dengan usianya. Namun, saat ini semua serba instan. Sehingga banyak muncul pribadi yang kekanakan. Usia boleh berkepala dua atau tiga, tapi kelakuan seperti ank usia SMP atau SMA. Tidak mandiri dan merepotkan. 

Menjadi pribadi yang dewasa dan bertanggung jawab adalah perintah Allah SWT dan RosulNya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam: 

كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَاْلأَمِيْرُ رَاعٍ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ، فَكُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ.

“Kamu sekalian adalah pemimpin, dan kamu sekalian bertanggung jawab atas orang yang dipimpinnya. Seorang Amir (raja) adalah pemimpin, seorang suami pun pemimpin atas keluarganya, dan isteri juga pemimpin bagi rumah suaminya dan anak-anaknya. Kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu sekalian akan diminta pertanggungjawabannya atas kepemimpinannya.” (HR.Bukhori-Muslim)

Sholat adalah Indikator

Pribadi yang dewasa dan bertanggung jawab tidaklah terbentuk dengan instan. Pembentukannya harus di lakukan sejak dini.  Maka, kembali lagi hal ini sangat membutuhkan peran orangtua. 

Orangtualah yang menjadi tauladan. Serta memberikan pola pada anak-anaknya. Mereka berperan penting dalam pembentukan karakter buah hatinya.

Membentuk jiwa bertanggung jawab sebaiknya dilakukan orangtua sejak dini. Usia terbaik mengukir mereka agar lebih membekas adalah di usia golden age. Usia dibawah tujuh tahun. Sehingga saat di atas usia tersebut, orangtua hanya tinggal mengontrol saja.

Bagaimana membentuk pribadi yang bertanggung jawab sejak dini? 

Islam sebagai agama yang sempurna sudah memiliki jawabannya. Kuncinya adalah pada pembiasaan sholat. Jika anak-anak sudah terbiasa sholat lima waktu dengan tertib di usia tujuh tahun. Maka tanggung jawab anak pada hal lain akan lebih nampak. Semisal tanggung jawab belajar, mengaji, tahfidz, merapikan mainan dan buku pelajarannya. Anak akan lebih mandiri.

Maka sangat benar konsep parenting yang di ajarkan bapak parenting terhebat di dunia yaitu Baginda Rosulullah SAW. Bahwa tanggung jawab ibadah nafilha yang harus pertama kali ditanamkan pada anak sebelum dia baligh adalah sholat. Tugas orangtualah menyiapkan anak menjadi mukallaf, siap memikul pahala dan dosanya.

Sholat harus menjadi prioritas utama bagi orang tua kepada anaknya. Sholat merupakan tiang agama, jika seseorang melalaikannya niscaya agama ini tidak bisa tegak pada dirinya. Shalat ini pulalah yang pertama kali akan dihisab oleh Allah di akhirat. Untuk itulah, hendaknya orang tua  senantiasa memberikan contoh dengan shalat di awal waktu dengan berjama’ah di masjid, mengajaknya serta menanyakan kepada anaknya apakah dia telah menunaikan shalatnya ataukah belum. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
 مُـرُوْا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّـلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ، وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا، وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ، وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ.
 

“Suruhlah anak kalian shalat ketika berumur 7 tahun, dan kalau sudah berusia 10 tahun meninggal-kan shalat, maka pukullah ia. Dan pisahkanlah tempat tidurnya (antara anak laki-laki dan anak wanita).”
 
Mengajak anak untuk melaksanakan shalat di awal waktu, merupakan salah satu perintah dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan kita untuk tetap sabar dalam menunaikan kewajiban ini, termasuk sabar dalam mengingatkan anak kita untuk tetap menegakkannya.

 وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ

“Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan shalat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rizki kepadamu, Kami-lah yang memberi rizki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertaqwa.” [Thaahaa : 132] 
  
Jika anak kita sudah berumur 10 tahun, hendaknya sang ayah mengajaknya untuk menunaikan kewajiban shalat dengan berjama’ah di awal waktu di masjid. Ini merupakan pendidikan praktis yang sangat bermanfaat, karena dalam benak si anak akan tertanam kebiasaan dan perhatian yang mendalam tentang kewajiban yang sangat mulia ini. Terdapat banyak sekali hikmah dan manfaat yang terkandung di dalamnya. Seseorang yang lalai dalam shalatnya, maka ia akan mengikuti hawa nafsunya, sebagaimana firman Allah: 

فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ ۖ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ 

“Kemudian datanglah setelah mereka, pengganti yang mengabaikan shalat dan mengikuti keinginannya, maka mereka kelak akan tersesat.” [Maryam (19): 59] 

Bentuk menyia-nyiakan shalat di antaranya adalah melalaikan kewajiban shalat, menyia-nyiakan waktu shalat dengan tidak melaksanakannya di awal waktu. Yang dengan sebab itu, mereka akan menemui kesesatan, kerugian dan keburukan.

Maka, melalaikan pendidikan sholat bagi anak sama dengan tidak membangun sikap tanggung jawab pada dirinya. Maka jangan kaget jika nanti saat dewasa atau masa-masa anak kita bersekolah akan selalu lupa dengan tugas dari gurunya. Bahkan cenderung enggan mengerjakan tanggung jawabnya seseuai tahap tumbuh kembang mereka.

Sejauh apa kualitas sholat anak kita, disitulah level tanggung jawabnya. Hal ini adalah faktor utamanya. Meskipun banyak faktor-faktor lain. Tapi perhatian dan pelaksana sholat pada anak kita adalah indikator terpentingnya.  

Berawal dari pembiasaan dan tanggung jawab sholat. Seorang anak akan memiliki kepribadian Islam yang kuat . Dia tidak hanya bertanggung jawab atas diri pribadinya . Namun akan mengambil peran mengubah umat sesuai ideologi Islamnya. Semangat menuntut ilmu dan siap bertanggung jawab memperjuangkan tegaknya Islam sampai akhir hayat. Menjadi generasi pejuang dan pengisi peradaban Islam dalam naungan khilafah. Wallahu a'lam bi ash-showab.

Oleh Najah Ummu Salamah

Posting Komentar

0 Komentar