Pembantaian Srebrenica, Khilafah Solusinya



Di tengah Pandemi Covid-19 yang merajalela di seluruh dunia, Umat Muslim Bosnia tetap menggelar peringatan 25 tahun pembantaian Srebrenica pada Sabtu (11/7) waktu setempat. Mereka menggelar peringatan tersebut tanpa khawatir dengan adanya virus corona, namun jumlah peserta menurun dari tahun-tahun sebelumnya. Peringatan tahun ini sekaligus menjadi upacara penguburan sembilan korban yang diidentifikasi selama setahun terakhir.

Perlu diketahui Pembantaian Srebrenica atau disebut juga Genosida Srebrenica adalah kejadian pembantaian sekitar lebih dari 8.000 lelaki dan remaja etnis Muslim Bosnia pada Juli 1995 di daerah Srebrenica, Bosnia oleh pasukan Republik Srpska pimpinan Jenderal Ratko Mladić. Pada 27 Februari 2007, Mahkamah Internasional menetapkan kejadian ini sebagai sebuah genosida.

 Pembantaian tersebut diketahui terjadi usai runtuhnya Republik Federal Sosialis Yugoslavia. Tentara Serbia dan Tentara Rakyat Yugoslavia (JNA) kemudian berupaya mengamankan teritorial mereka yang ternyata juga diikuti dengan upaya pembersihan etnis non-Serbia di area yang mereka amankan tersebut. Aksi tentara Serbia tersebut membuat warga di kawasan yang dikendalikannya mengalami kelaparan masal. Hal ini dikarenakan tentara Serbia menutup akses bantuan dari sejumlah lembaga humanitarian untuk para warga di kawasan tersebut. Upaya pembantaian itu mulai dilakukan pada 11 Juli 1995 dengan memisahkan laki-laki berusia 12-77 tahun dari para perempuan, orang tua dan sanak keluarga lainnya. 

Mereka dibantai hanya dalam 4 hari dan dikubur di pekuburan masal yang belum digali. Tak hanya pembunuhan, sejumlah lebih dari 50.000 perempuan dan anak perempuan juga ikut menjadi korban pemerkosaan di rumah-rumah mereka, hotel-hotel, kamp-kamp dan ditempat umum oleh unit paramiliter Serbia. Bahkan meskipun sudah 25 tahun berlalu kuburan masalah masih ditemukan hingga saat ini.

Pembantaian Srebrenica ini tak hanya menjadi catatan kelam bagi umat Islam dan Eropa namun juga menjadi catatan buruk bagi PBB, karena tentara UNPROFOR yang dibentuk PBB memicu kontroversi dan kecaman usai menukar 5.000 pengungsi dengan 14 tentaranya yang ditahan oleh pasukan Mladic. Pasukan Belanda berdalih mereka juga berpotensi menjadi korban pembantaian hingga kemudian memutuskan menukar para pengungsi Bosnia dengan 14 tentara mereka.

Tragedi ini menjadi bukti tidak adanya perlakuan adil PBB terhadap negara berpenduduk muslim, bahkan PBB menjadi alat melegitimasi kebengisan segelintir penjahat untuk memuaskan nafsu kedengkiannya terhadap Islam dan kaum muslim. Bahkan PBB hanya menjadi alat untuk melanggengkan penguasaan kapitalis di muka bumi ini hanya untuk kepentingan pribadi mereka dan menjauhkan sistem Islam bagi muslim itu sendiri. Mereka, dengan dalih PBB terus menerus merampas hak–hak muslim dan Islam di dunia. Ketika banyak negeri muslim dibantai oleh kaum kafir, PBB hanya diam tanpa ada tindakan nyata untuk menghentikan kejahatan negeri kafir pembenci Islam tersebut.

Maka Tragedi Srebrenica dan perang Bosnia haruslah menjadi pelajaran penting bagi anak umat ini bahwa Islam dengan sistem yang dibawanya yakni khilafah adalah sistem yang jelas dapat memberikan kemerdekaan, ketentraman, keselamatan dan menjadi perisai bagi kaum muslim dimanapun berada di muka bumi ini, tanpa adanya khilafah negeri muslim akan terus menjadi medan pertarungan kepentingan negara besar yang tak segan mengorbankan ribuan nyawa muslim.

 Kita juga bisa melihat dari sejarah ketika khilafah menguasai sepertiga belahan dunia dimana ketika kaum muslim dibantai dan disakiti maka khalifah harus mengerahkan pasukannya dari departemen perang atau amirul jihad untuk menyelamatkan kaum muslim dari Penguasa bengis kaum kafir. Teringat kisah di zaman Rasulullah Saw ketika ada wanita Muslimah yang dinodai kehormatannya oleh orang Yahudi Bani Qainuqa’ di Madinah, sebagai kepala negara Nabi Saw. menyatakan perang terhadap mereka. Mereka pun diusir dari Madinah. Demikianlah yang dilakukan Nabi Saw., sebagai kepala Negara Islam saat itu, demi melindungi kaum Muslim.

Maka inilah Islam dengan khilafah sebagai sistemnya adalah satu-satunya yang bisa menjaga darah dan kehormatan kaum muslim. Khilafah lah yang akan memimpin dan mengkomandosi seluruh kaum muslim di dunia untuk berdakwah dan berjihad. Yang akan melindungi muslim dan mempertahankan seluruh wilayah tanah kaum muslimin.[]

Oleh : Deny Rahma
Anggota Komunitas Setajam Pena

Posting Komentar

0 Komentar