Menyiapkan Generasi Disiplin Calon Pemimpin



Bagi kebanyakan orang waktu adalah uang Namun bagi seorang muslim waktu adalah pedang. Bila digunakan untuk kebaikan maka  bertambah keberkahan, bila di sia-siakan atau bahkan untuk bermaksiat akan menjadi penyesalan di akhirat.

Dalam banyak ayat, Allah subhanahu wa ta’ala bersumpah dengan waktu, seperti firman-Nya:

وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian” (Qs. al-Ashr: 12)

وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى وَالنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّى

“Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang benderang”. (Qs. al-Lail: 1-2)

وَالضُّحَى وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَى

“Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi (gelap)” (Qs. adh-Dhuha: 1-2)

Ayat-ayat di atas menunjukkan betapa pentingnya waktu dalam kehidupan manusia. Karena Allah tidak bersumpah terhadap sesuatu di dalam al-Qur’an kecuali untuk menunjukkan kelebihan yang dimilikinya.

Menjadi seorang muslim harus menyadari bahwa tujuan hidup di dunia semata untuk beribadah kepada Allah SWT. Setiap perbuatan manusia akan dimintai pertanggungjawaban. Oleh karena itu Allah SWT memberikan manusia waktu sebagai salah satu modal ibadah.

Menjadi pribadi muslim yang taat berarti menjadi muslim yang menghargai waktu.  Pribadi yang disiplin.

Peran Orangtua Melatih Disiplin pada Buah Hati

Menjadi pribadi yang disiplin tidak terbentuk dengan sendirinya. Maka orangtua bertugas melatih buah hati berdisiplin sejak dini.

Mengawal tumbuh kembang buah hati memang harus fokus menstimulasi semua kecerdasannya. Salah satunya membentuk jiwa disiplin. Hal ini akan sangat membantu ananda memikul tanggung jawab sebagai mukalaf.

Banyak pelaksanaan hukum Syara' yang menuntun kedisiplinan. Beberapa diantaranya sholat lima waktu, puasa, zakat, haji, menuntut ilmu (sekolah), menutup aurot, dan masih banyak lagi amalan-amalan ibadah yang dibatasi waktu. Sehingga pelaksanaannya akan tidak sah jika diluar waktu yang sudah ditetapkan Allah SWT. Bahkan memiliki konsekuensi dosa jika dikerjakan telat dari rentang waktu yang ada. Semisal makan sahur dibatasi hingga adzan subuh, zakat fitrah dibatasi waktu sholat idul Fitri. Dan masih banyak contoh lainnya.

Oleh karena itu jika buah hati masih di usia dini, orangtua harus melatih anak menghargai waktu dan disiplin.

Beberapa upaya yang bisa dilakukan orangtua diantaranya:

Pertama, saat buah hati masih bayi orangtua bisa membiasakan memenuhi kebutuhan bayi secara teratur. Misalnya mandi pagi dan sore.  Lalu saat mereka sudah balita,  Mengenalkan jadwal tidur, makan, main secara teratur.

Kedua, mengajak anak sholat lima waktu secara rutin. Meskipun anak-anak belum paham benar rukun dan syarat sah sholat. Melatih sholat sejak dini berarti melatih anak disiplin. Dari pelaksanaan sholat yang teratur lima waktu, anak akan terbiasa berhenti bermain atau beraktivitas saat adzan.

Ketiga, saat anak sudah berusia tujuh tahun orangtua bisa mengajak anak sholat berjama'ah di mushola atau masjid terdekat secara teratur. Sampaikan kepada anak bahwa sholat berjamaah lebih utama. Sholat di awal waktu juga lebih di sukai Allah SWT.

Keempat, menginjak usia tujuh tahun. Orangtua perlu menyampaikan pentingnya disiplin waktu. Allah SWT menyukai orang yang bersegera dalam ketaatan, bergegas meraih jannah. Menceritakan kisah Nabi Muhammad yang disiplin berdakwah di tengah umat. Mengisahkan para sahabat-sahabat yang disiplin. Semisal kisah sahabat Bilal bin Rabah sang muazdin, kisah sahabat Sya'ban yang selalu datang lebih awal ke masjid Nabawi. Dan masih banyak lagi.

Selain itu orangtua disiplin memisahkan tempat tidur anak. Mulai menyampaikan batasan aurot. Membuat jadwal tidur, mandi, makan, main dan belajar untuk anak. Biasanya anak di usia ini juga bisa diajak membuat kesepakatan bersama orangtua. Termasuk konsekuensi logis jika terjadi pelanggaran.

Membentuk jiwa disiplin pada anak membutuhkan contoh dan tauladan orangtua. Membutuhkan Azam dan Istiqomah. Tentunya juga akan semakin sempurna dalam dukungan masyarakat dan negara.

Generasi disiplin akan menjadi generasi yang taat syariah. Generasi yang menghabiskan waktu untuk aktivitas yang bernilai pahala. Bukan generasi santuy dan kaum rebahan yang menghabiskan waktu sia-sia. Apalagi generasi penuh maksiat.

Generasi disiplin akan menjadi calon pemimpin peradaban Islam Kaffah dalam naungan Khilafah. Wallahu a'lam bi ash-showab.[]

Oleh Najah Ummu Salamah
Forum Peduli Generasi dan Peradaban

Posting Komentar

0 Komentar