Kapitalisme Kuwalahan Hadapi Covid-19, Ancaman Resesi Ekonomi Global Mengintai


Sistem kesehatan setiap negara benar-benar diuji dengan datangnya wabah corona ini. Tidak ada satupun negara yang bisa menghindarinya. Ada 200-an negara yang terdampak. Tidak saja negara adidaya, negara-nagera yang barangkali tidak pernah tersebut namanya di telinga kita seperti Aruba, Barbados, French Guiana, Bahamas, Sint Marteen dan masih banyak lagi juga diuji dengan datangnya corona. Tak terkecuali juga dialami oleh Indonesia yang yakin awalnya bisa menangkal corona karena warganya rajin minum jamu.

Organisasi kesehatan dunia atau WHO (World Health Organization) mengeluarkan pernyataan yang sangat menohok perihal ini. WHO menyatakan bahwa virus corona yang melanda dunia saat ini menunjukkan buruknya sistem kesehatan yang ada di berbagai negara di dunia. Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam situs WHO (31/3/2020) menyatakan, “Virus corona atau covid 19 memperlihatkan betapa rapuhnya sistem dan layanan kesehatan dunia, hingga memaksa negara-negara untuk mengambil pilihan yang sulit untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya”.

Lebih lanjut WHO menilai bahwa wabah virus corona telah memperlihatkan betapa buruknya sistem kesehatan dunia. Indikator buruknya penilaian tampak dari kelangkaan alat tes, masker hingga APD (Alat pelindung Diri). Banyak tenaga medis yang bekerja dengan alat terbatas, pasien yang tidak kebagian ventilator, serta petugas medis yang kelelahan terus menerus bekerja dan terpapar oleh virus, hingga banyak yang meninggal. Padahan, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan bahwa pertahanan terbaik menghadapi wabah apapun adalah sistem kesehatan yang kuat dan bagus. 

Beberapa laporan mengkonfirmasi fakta yang mencengangkan perihal kewalahannya sistem kesehatan beberapa negara. Detik.com (06/04) dalam laman beritanya menginformasikan bahwa negara sekelas USA saja kewalahan dalam menghadapi wabah ini. Dalam laman berita tersebut dinyatakan bahwa New York yang menjadi pusat pandemi di USA meminta bantuan peralatan medis dari negara lain. Otoritas China pun akhirnya mengirimkan 1.000 ventilator ke New York yang dinyatakan oleh Michael Greco (wakil Presiden Serikat Biro Layanan Medis Darurat pada Dinas Kebakaran New York) sebagai “situasi medan perang”.

Italia yang memiliki sistem pelayanan kesehatan yang berkulitas pun mengalami nasib yang serupa. RRI.co.id (24/03) menginformasikan bahwa dengan jumlah kasus yang sangat besar setiap harinya, Italy meminta bantuan ke Jerman untuk ikut menangani pasien positif corona dari negeri pizza tersebut. Michael Kretschmer (PM negara bagian Sachsen Jerman) menyatakan bahwa merawat pasien positif corona dari Italy akan menjadi kesempatan bagi para dokter setempat untuk belajar tentang virus corona, selain sebagai bentuk solidaritas. 

Walhasil, alarm resesi kini muncul di dunia, terutama di sejumlah negara besar dunia. Covid-19 bukan hanya membatasi ruang gerak manusia tapi juga terbelenggunya ruang ekonomi. Inilah kekhawatiran yang nyata dan mengintai.

Bahkan resesi ini sudah mengancam negara Paman Sam Amerika Serikat. Setidaknya 45 ekonom, yang disurvei Asosiasi Nasional untuk Ekonomi Bisnis (National Bureau of Economic Research/NABE), percaya ekonomi AS sudah berada diambang resesi.

“Para ekonom memperkirakan akan ada resesi yang tajam dan sementara untuk paruh pertama 2020 akibat pandemi virus corona (covid-190 sangat membatasi aktivitas ekonomi,” kata lembaga itu, sebagaimana dilaporkan Reuters, Senin (13/4/2020). 

Selain Prancis memperingatkan ancaman resesi ekonomi global, Dana Moneter Internasional (IMF) juga kerap mengingatkan bahwa ada krisis ekonomi, yang lebih buruj dari krisis yang pernah terjadi sebelumnya.

Sebelumnya, dalam laporan bertajuk "Global Macro Outlook 2020-21", lembaga pemeringkat Moodys pernah menggarisbawahi bahwa corona bakal menyebabkan guncangan ekonomi global, yang belum pernah terjadi sebelumnya, khususnya ke negara-negara G-20.

G-20 sendiri adalah gabungan 19 negara dan bank sentral, dengan Uni Eropa. Termasuk negara G-20 adalah Argentina, Australia, Brazil, Kanada, China, Prancis, Jerman, India.

Adapun di sejumlah negara Eropa, Moody's menuliskan ada potensi kontraksi secara kumulatif pada kuartal I-2020 dan kuartal II-2020. "Jerman sebesar 5,4%, Italia 4,5%, AS 4,3%, Inggris 3,9% dan Prancis 3,5%.

Ancaman resesi ekonomi global terjadi karena sebagai berikut. 
Pertama, PHK massal telah menciptakan pengangguran semakin meningkat. Mau tidak mau perusahaaan agar tidak bangkrut di tengah pandemi adalah mengurangi jumlah pekerja. Wajar jika banyak perusahaan melakukan PHK massal.

Kedua, aktivitas lockdown yang harus diambil sebuah negara untuk melindungi warganya dari pandemi ini telah mematikan laju ekonomi. Lockdown yang memaksa harus ‘stay at home’ telah membuat aktivitas ekonomi mandeg. Terutama produksi, distribusi, dan konsumsi menjadi berkurang.

Ketiga, biaya hidup semakin mahal, kebutuhan barang melonjak tapi tidak aktivitas produktif karena pandemi. Hal tersebut membuat barang menjadi langka dan mahal. Selain itu permainan para kapitalis memperburuk suasana di masa pandemi corona.

Keempat, mandegnya aktivitas ekonomi juga membuat kredit macet. Nah inilah faktor utama yang membuat ekonomi kapitalisme golong koming dan membutuhkan suntikan dana yang besar. Kredit macet jelas terjadi akibat pandemi corona. Inilah kesalahan fatal sistem ekonomi kapitalisme disokong oleh sistem keuangan ribawi. Dasarnya sudah rapuh, akhirnya mudah sekali untuk collaps.

 Kelima, sistem dalam bingkai kapitalisme tidak mempunyai sumber pendapatan yang segar dan melimpah karena banyaknya aset negara maupun sumber daya alam yang seharusnyadikelola negara untuk kebutuhan umat telah diberikan pengelolaannya kepada para kapital atau korporat. Walhasil, memang sistem dikuasai para korporat dan untuk kepentingan mereka.

Begitulah sedikit analisis singkat tentang akan berakhirnya sistem ekonomi kapitalisme di dunia. Jika umat manusia di dunia msih berkubang pada lingkaran iblis ini, niscaya kehidupan akan semakin menyengsarakan umat manusia di dunia. Tidak ada cara lain kecuali dengan kembali kepada tuntuna syari Sang Penguasa Alam Al Khaliq Al Mudabbir Allah SWT, yaitu dengan kembali menerapkan syariat Islam secara kaffah dan sempurn. Karena dengan taubat dalam skala internasional kembali kepada pangkuan syariah-Nya dapat menyelamatkan kehidupan dunia. Wallahu’alam.[]

Oleh Ika Mawarningtyas
Analis Muslimah Voice

Posting Komentar

0 Komentar