Anda Penguasa? Berucaplah yang Berbudi Luhur


Dilansir melalui liputan6.com 15/4/2020. Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Andre Rosiade menyoroti ucapan Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan yang menyebut korban meninggal dunia corona Covid-19 di Indonesia tidak sampai 500. Menurutnya, pernyataan Luhut tidak etis sebagai pejabat negara.

"Tidak etis pejabat negara menyebutkan bahwa korban di Indonesia enggak sampai 500, mau 1, 2, mau 100, 200, 300 bahkan berapapun angkanya ini nyawa rakyat Indonesia, negara bertugas melindungi seluruh tumpah darah Indonesia," ujar Andre lewat pesan suara, Rabu (15/4).

Benar sebagai seorang pejabat publik pernyataan itu tak pantas diucapkan. Pasalnya, pernyataan tersebut seolah meremehkan kurang lebih 500 nyawa yang telah meninggal akibat wabah Covid-19.

Padahal sebagai penguasa wajib menjaga  dan melindungi akal dan nyawa setiap warga negaranya dari berbagai ancaman baik fisik maupun non fisik. Wabah Covid-19 ini adalah bagian dari ancaman fisik yang siap mengintai rakyatnya. 

Lebih dalam lagi, Islam memandang harga nyawa lebih berarti dari bumi dan seisinya. 

“Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingnya terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR. Nasai 3987, Turmudzi 1455, dan dishahihkan al-Albani).

Sebagi penguasa wajib hukumnya menjaga nyawa, akal, dan harta rakyatnya. Tapi, amburadulnya pelayanan kesehatan yang terjadi diakibatkan karena penerapan sistem Kapitalisme sekuler. 

Sistem ini menafikan peran syariat Islam yang mampu mengatur segala aspek kehidupan. Walhasil, output dari sistem kapitalisme sekuler ini adalah orang-orang yang egois, individualis, bahkan alergi dengan syariah

Ucapan yang dilontarkannya pun kadang tidak memikirkan perasaan umat. Selain itu antara ucapan dan realita sering bertolak-belakang. Inilah akibat dari sistem kapitalisme sekuler. 

Jadi tidak usah heran jika banyak tokoh publik yang berujar seolah seperti miskin nalar dan nurani. Karena memang jika ingin melihat output manusia yang beriman, bertaqwa, dan berbudi luhur tak lain adalah dengan menerapkan sistem syariah Islam secara kaffah dan paripurna.

Hanya dengan syariat Islam akan tercipta insan terbaik pengisi peradaban gemilang. Sistem yang memanusiakan manusia, menjaga akal, harta, dan jiwa setiap warga negaranya. Walluhu'alam.[]

Oleh Ika Mawarningtyas
Analis Muslimah Voice

Posting Komentar

0 Komentar