GEGANA(Gelisah, Galau, Corona) karena Lockdown Total Atau Tidak?


Tarik-ulur penguasa maupun pengusaha memberlakukan lockdown secara total salah satunya adalah takut jika ekonomi lumpuh.

Tapi apabila kita mampu mencermati dengan teliti, jika para pekerja di perusahaan ini tetap bekerja. Otomatis mereka akan mudah terpapar virus covid 19. Jikalau sampai mereka terpapar dan hal tersebut merebak di lingkungan perusahaan, bukankah ini jauh lebih berbahaya?

Banyak pekerja tidak datang bukan karena lockdown, tapi karena terserang wabah. Dimana wabah ini mampu membunuh dengan cepat. Jelas ini semakin menambah beban tenaga medis yang selama ini berada di garda terdepan menyelamatkan pasien karena wabah tersebut.

Sebenarnya jika ekonomi lumpuh, tetap bisa dibangkitkan kembali jika personalnya masih ada. Tapi jika banyak korban meninggal, siapa yang akan membangkitkan ekonomi? Siapa yang menjalankan kekuasaan?

Mengingat wabah ini menyerang pada siapa saja, tidak pandang buluh. Mau kaya atau miskin, mau pejabat atau penjahat, semua berpeluang terpapar Corona bukan?

Apakah hal ini belum bisa menjadi muhasabbah penguasa dan pengusaha sekarang? Apakah mereka akan tetap memikirkan hitung-hitungan ekonomi daripada nyawa rakyat banyak?

Oleh karena itu butuh kesadaran yang mendalam, supaya mereka tidak hanya memikirkan untung dan rugi terkait wabah ini. Bukankah nyawa lebih berharga daripada uang? Jika rakyat, banyak yang terkena wabah, lalu siapa yang akan membayar pajak? Padahal dalam sistem Kapitalisme, pajak adalah sumber dana segar utama yang digunakan untuk menjalankan roda pemerintahan?

Ya, lagi-lagi memang kembali pada sistem. Sistem yang hanya berkubang pada duit, tentunya pasti lebih mementingkan duit daripada nyawa. Inilah rusaknya kapitalisme, memproduksi manusia yang lebih peduli pada uang daripada nyawa.

Oleh karena itu, untuk mengakhiri krisis kepedulian ini harus hijrah kepada sistem yang lebih memanusiakan manusia, yaitu sistem syariah Islam yang diterapkan secara kaffah di segala aspek kehidupan.

Bukan sistem Kapitalisme yang hanya terbelenggu pada syahwat kapitalis yang ingin meraup keuntungan sebesar-besarnya. Sekalipun dengan tidak memanusiakan manusia. Jelas sistem ini harus dicampakkan, dan dibuang sejauh-jauhnya. 

Untuk mengakhiri kegalauan penguasa maupun pengusaha, mari bersegera kembali pada syariat Islam secara total, agar wabah ini bisa ditangani dengan baik dan dilenyapkan oleh Yang Maha Mencipta dan Mengatur dari dunia ini. Aamiin. []

Oleh Ika Mawarningtyas
Analis Muslimah Voice

Posting Komentar

0 Komentar