Corona Covid -19 Mewabah, Tapi Masker dan Sanitizer masih Langka dan Mahal?

Dilansir melalui laman merdeka.com 18/3/2020, merebaknya wabah pandemi virus corona membuat harga masker semakin meroket. Para pedagang di sentra penjualan alat kesehatan Pasar Pramuka, Jakarta Timur, bahkan membanderol dengan harga Rp500 ribu per kotak isi 50 lembar. Kondisi ini dirasa semakin memberatkan para pembeli.

Fakta yang terjadi di lapangan. Harga satu kotak masker yang semula seharga 30.000 hingga 50.000 sekarang melonjak fantastis. Masker susah didapatkan dan harga perkotak dari 130.000 hingga 300.000. Hal ini terjadi ketika wabah corona covid-19 merebak dan dinyatakan oleh WHO sebagai wabah yang mengglobal (pendemi).

Tak berbeda jauh dengan sanitizer yaitu cairan yang terbuat dari alkohol atau antiseptik juga ludes di pasaran. Sekalipun ada harus inden dan keberadaannya langka dan mahal di pasaran. Mencari di apotik dan toko-toko susah

Lagi-lagi, yang terjadi adalah menyerahkan urusan primer kepada pasar alias para kapitalis pemilik modal. Wajar saja nasib umat dikendalikan oleh sayhwat kapitalis dalam meraih keuntungan yang besar di tengah wabah corona covid-19.

Masker dan sanitizer telah menjadi kebutuhan wajib di tengah merebaknya virus pendemi ini. Kebutuhannya menjadi kebutuhan primer sebagai langkah ikhtiar umat untuk melindungi diri dari virus tersebut. Seharusnya penguasa menggratiskan umat untuk memperoleh barang tersebut, kalau pun tidak mampu menggratiskan, penguasa harus mampu membuat harga tetap stabil dan mudah didapatkan oleh umat. Bukan malah menyerahkan semuanya kepada mekanisme pasar, dimana para kapitalis bermain disana demi meraih untung berlipat-ganda.

Ini adalah sedikit gambaran zalim yang terjadi di sistem ekonomi kapitalisme liberal. Nasib rakyat dipermainkan oleh birahi Kapitalis demi merogoh keuntungan berlipat ganda.

Sudah saatnya penguasa mengambil terkait hal ini, untuk apa mereka menimbun masker dan sanitizer? Kalau pun menjual dengan harga yang melangit? Padahal sudah banyak nyawa yang berjatuhan akibat wabah covid 19 ini?

Apakah mereka tega melihat saudaranya tergeletak meregang nyawa karena langka dan mahalnya masker dan sanitizer? Apakah pemerintah pemilik kuasa juga akan mendiamkan hal ini? Cukup, pemerintah harus mengambil peran terkait hal ini, jangan hanya menghimbau tanpa mengkoordinasi realitas kesusahan yang dihadapi rakyat saat ini.

Oleh karena itu, jika masker dan sanitizer telah menjadi kebutuhan pokok rakyat demi melindungi rakyatnya. Seharusnya pemerintah mengambil alih dalam pengelolaan ini. Bukan menyerahkannya ke pasar untuk diperjual-belikan dengan harga yang fantastis, melainkan pemerintah harus menggratiskan dan membagi-bagikan ke rakyat. Selain itu pemerintah juga menindak tegas untuk tidak menimbun barang tersebut. 

Disinilah mengapa kita perlu berhenti berharap pada sistem Kapitalisme liberal yang mencengkeram negeri ini, dan hijrah kaffah menuju sistem Islam yang membawa rahmat ke seluruh alam  Rakyat butuh pemimpin dan sistem yang lebih peduli nyawa dan darah mereka, bukan pemimpin yang tak memperdulikan nasib rakyatnya.

"Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?". TQS Al Maidah (5: 50). Wallahu'alam.[]

Oleh Ika Mawarningtyas
Analis Muslimah Voice

Posting Komentar

0 Komentar