Anda Muslimah? Kenapa Eksploitasi Cadar?


Sekalipun muslimah yang bercadar sempat mendapatkan tudingan negatif, dari radikal hingga teroris, tapi cadar semakin viral di hati umat. Banyak kaum hawa dengan bangga mengenakan cadar di tengah era aurat diumbar kemana-mana.

Hal ini patut untuk mendapatkan "applause" yang meriah untuk muslimah yang kian istiqomah di zaman akhir ini.

Hanya saja cukup memprihatinkan, jika ada beberapa yang bercadar malah dijadikan legitimasi untuk narsis dan tebar pesona di sosial media.

Seharusnya dengan memilih untuk bercadar, semakin tinggi pula rasa malunya. Bukan sebaliknya, semakin tinggi tingkat kenarsisannya. Hingga segala aktivitas diberitakan di sosmed, bak ratu selfi yang ingin mendapatkan 'like, share, dan comment' sebanyak-banyaknya.

Sekali lagi nasihat bagi penulis pula, bahwa sosmed adalah bagian dari kemajuan teknologi. Seharusnya sosmed dijadikan ladang dakwah bukan malah sebaliknya. Hanya mengejar popularitas dan keterkenalan semata.

Jika dengan berdakwah di sosmed banyak yang mengenal itu adalah wajar. Tapi tak boleh menjadi tujuan utama. Lebih-lebih yang mengekploitasi cadar demi mengejar keterkenalan sesaat. 

Seolah menjadi legitimasi, jika wajah sudah tak terlihat, bebas bergaya tanpa rasa malu lagi. 

Hingga hal-hal yang unfaedah pun di upload demi mengejar pamor di sosmed.

Muhasabbah bagi kita semua sebagai kaum hawa. Mau bercadar, mau tidak bercadar, mau berhijab maupun tidak wanita adalah perhiasan. Sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholihah.

Marilah kita sebagai kaum hawa berlomba menjadi wanita sholihah, bukan sebaliknya. Baik yang bercadar dan tidak sebagai seorang wanita harus tinggi rasa malunya, demi menjaga kemuliaan dan kehormatan sebagai seorang wanita.[]

Oleh Ika Mawarningtyas
Analis Muslimah Voice

Posting Komentar

0 Komentar